Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Ketika Wall of Kindness dari Iran Hadir di Italia

13 Februari 2016   06:00 Diperbarui: 13 Februari 2016   12:54 386
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

 [caption caption="Wall of Kindness di Kota Mashad, Iran"][/caption]Manusia pada dasarnya baik. Itulah sebabnya setiap manusia ingin berbuat baik. Kebaikan itu menjadi mudah dipraktikkan karena dia hadir dalam hati setiap manusia.

Kebaikan itulah yang juga tertera di dinding sebuah rumah di sudut kota Parma beberapa waktu lalu. Kebaikan itu nyata dan bukan hanya dalam kata-kata. Memang bermula dari kata-kata. Dinding itu bertuliskan il muro della gentilezza yang artinya dinding kebaikan. Saya cenderung menerjemahkannya menjadi dinding belas kasih. Kata gentilezza dalam bahasa Italia mempunyai arti yang lebih dari sekadar kata bene atau baik. Untuk memahami kata gentilezza tadi perlu penelusuran lebih jauh.

Di bawah kalimat itu memang tertera penjelasan lebih jauh yang tertulis dalam berbagai bahasa: Italia, Inggris, Prancis dan Arab. Dalam bahasa Italia ditulis demikian [se non ne hai bisogno, lascialo. Se ti serve, prendilo] yang artinya ambillah jika Anda membutuhkannya, dan biarkan di situ jika Anda tidak membutuhkannya. Kalimat itu berisi pemberitahuan kepada siapa saja yang melihatnya. Tulisan itu memang berbicara, bukan sekadar menjadi hiasan dinding. Di baliknya ada pesan yakni memerhatikan mereka yang membutuhkan sesuatu untuk hidup.

Pesan itu pun menjadi nyata dalam deretan barang yang dipasang. Ada buku, pakaian, makanan, juga obat-obatan. Jadi, pesan itu bukan sekadar hiasan dinding belaka tetapi juga nyata dalam materi yang dipasang di dekat tulisan itu. Meski pesannya baik, pelaku di balik inisiatif ini tidak diketahui. Pemerintah kota Parma lewat kepolisian daerah berusaha mencari pelaku tetapi tidak ditemukan. Bukan untuk menangkap tetapi untuk mengetahui saja. Kadang-kadang memang perbuatan baik tidak diketahui pelakunya. Atau, ada yang ingin berbuat baik tetapi tidak mau jadi terkenal. Ini seperti hukum klasik yang menegaskan perbuatlah sesuatu dengan tangan kananmu dan usahakan agar tangan kirimu tidak mengetahui hal itu.

Di kota Parma memang hal itu menjadi unik. Betul-betul unik karena terjadi dua kali. Pertama di daerah yang dihuni oleh mayoritas orang asing di via D‘Azeglio. Polisi menghilangkan jejak promosi ini dalam beberapa hari terakhir. Dengan kata lain, sejak awal munculnya promosi ini, sudah banyak pengunjung yang mengambil barang yang  mereka butuhkan. Entah mengapa polisi membiarkan berlama-lama begini. Boleh jadi dengan sengaja agar banyak orang terutama yang membutuhkan mengambil barang gratis ini. Tetapi, ini tidak berlaku pada promosi kedua. Promosi yang berlangsung tepat di pusat kota Parma yakni borgo delle Colonne ini berlangsung beberapa hari dan setelahnya lenyap begitu saja. Seorang anggota Polisi mengonfirmasi bahwa bukan mereka yang melenyapkan promosi itu. Dia memang menyarankan agar sebelum dibuat promosi il muro della gentilezza seperti ini, pelaku hendaknya memberitahukan ke kantor wali kota agar pihak wali kota mengumumkan kepada publik.

[caption caption="muro della gentilezza di kota Parma, Italia"]

[/caption]

Peristiwa bermotif kebaikan seperti ini memang cepat tersebar meski tidak diberitahukan pada publik. Kebaikan memang pada dasarnya ada di mana-mana. Kebaikan itu ibarat arus listrik yang cepat mengalir begitu tombol on difungsikan. Demikianlah juga dengan ide il muro della gentilezza ini. Bukan lahir di Parma tetapi warga Parma dengan cepat, tepat, dan pandai menyebarkannya pada publik. Kebaikan itu seperti ini. Dan memang dalam ide ini ada unsur kebaikan yakni memerhatikan sesama yang paling membutuhkan.

Ide ini rupanya lahir di kota Mashad, ratusan kilo meter ke arah timur laut kota Teheran, Iran. Di sana tertera tulisan Wall of Kindness di beberapa dinding. Ide ini lahir untuk membantu mereka yang membutuhkan. Pencetusnya tidak merencanakan sesuatu yang besar selain ingin memerhatikan mereka yang membutuhkan. Rupanya banyak orang yang datang dan menyumbangkan materi untuk memperlancar kegiatan itu. Lagi-lagi kebaikan itu seperti bakteri yang menyehatkan, yang dengan cepat menyebar ke siapa saja yang ingin mendukung promosi kebaikan itu.

Akankah Wall of Kindness muncul juga di beberapa kota di Indonesia? Iran dengan beberapa kotanya sudah terjangkit oleh bakteri kebaikan ini, demikian juga dengan Pakistan (khususnya di Karachi, Peshwar, dan Lahore), Cina, Brasil dan Italia (Parma). Di Indonesia kiranya banyak orang baik yang ingin membantu sesama. Semoga banyak yang terjangkit oleh bakteri il muro della gentilezza dari Mashad dan Parma.

 

PRM, 17/2/2016

Gordi

FOTO 1 IRAN

FOTO 2 ITALIA

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun