Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita รจ bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Belajar Kehidupan dari Pohon tak Berdaun

7 Februari 2016   04:26 Diperbarui: 7 Februari 2016   11:15 2117
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

[caption caption="kalau ditatap lama-lama jadi indah"]

[/caption]

Orang Eropa memandang pohon tak berdaun seperti memandang laki-laki tak berambut. Tidak ada bedanya. Itulah sebabnya, pohon tak berdaun pun bukan saja dihargai/dihormati tetapi juga dirawat. Ini kiranya menjadi pelajaran bagi kita di Indonesia yang memiliki hutan luas dengan berbagai jenis pohon tetapi rakus membakar hutan. Di sini, pohon tak berdaun pun dipelihara karena memang pohon itu juga berhak untuk hidup. Kita seharusnya belajar dari mereka, menghargai pohon yang hidup. Jarang sekali pohon tak berdaun berkeliaran di hutan Indonesia. Kalau pun ada, pasti ada orang yang membuatnya demikian. Di sini, pohon itu tak berdaun karena alam membuatnya demikian. Maka, alam sebenarnya adalah yang berkuasa atas pohon-pohon itu. Kita sebagai sesama makhluk hidup harus menghormati alam yang mengatur semua ini.

Supaya tulisan ini tidak membosankan, saya berhenti di sini. Biarlah foto-foto yang berbicara selanjutnya. Sebab, sebagaimana pohon-pohon itu dekat dengan manusia, foto-foto ini kiranya mampu berbiacara dari dekat kepada kita. Selamat menikmati dan selamat berakhir pekan.

[caption caption="hidup di antara yang mati"]

[/caption]

[caption caption="daun di antara tak berdaun"]

[/caption]

[caption caption="pohon tak berdauan di antara rumah penduduk"]

[/caption]

[caption caption="satu pohon banyak cabang"]

[/caption]

PRM, 6/2/2016

Gordi

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun