Mohon tunggu...
Gordi SX
Gordi SX Mohon Tunggu... Freelancer - Pellegrinaggio

Alumnus STF Driyarkara Jakarta 2012. The Pilgrim, La vita è bella. Menulis untuk berbagi. Lainnya: http://www.kompasiana.com/15021987

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Siapakah Penulis Favorit Anda?

28 Januari 2016   20:16 Diperbarui: 28 Januari 2016   20:37 298
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kemampuan ini saya kembangkan lebih sedikit waktu SMP. Di SMP, saya masih menulis dengan tangan. Lagi-lagi karena kami sekolah di desa. Bahasa Indonesia saya tidak bagus. Saya malu-malu bertemu dengan guru pelajaran Bahasa Indonesia dan juga teman-teman dari kota. Karena terus dipaksa dan tidak dapat dihindari, saya jadinya bisa berbahasa Indonesia dengan baik, tulisan maupun percakapan. Padahal, awalnya saya lebih suka bahasa Inggris ketimbang bahasa Indonesia. Di SMA, kemampuan ini tidak berkembang. Saya tertarik dengan pelajaran yang berbau eksata dan matematika. Bahkan, saya menghindari jurusan ilmu sosial dan bahasa karena di dua jurusan ini, kami diwajibkan untuk menulis karangan. Jangan ditanya soal artikel untuk majalah dinding di sekolah, saya sama sekali tidak bisa menembus majalah dinding itu dengan artikel saya.

 

Tamat SMA, kemampuan menulis ini mulai diasah. Berbagai pertemuan dengan dosen bahasa Indonesai membuat saya merasa makin banyak kekurangan dalam bidang bahasa Indonesia. Diberi tes bahasa Indonesia dan nilainya buruk sekali. Tetapi saya senang mengikuti pelajaran ini. Bukan saja di kampus tetapi juga di luar sekolah.

 

Saya tertarik karena dia memberi motivasi pada kami untuk menulis. Dia berbicara banyak tentang para penulis di Indonesia. Bahkan, saat itu juga saya baru mulai membaca KOMPAS. Padahal waktu SMA, saya hanya membaca koran lokal yang cukup menarik tetapi tidak puas karena 1 koran untuk ratusan siswa. Saya juga mulai iri dengan teman-teman saya yang menghabiskan waktu luangnya dengan membaca novel. Saya tanya kok bisa ya kamu tertarik membaca novel ini? Saya memintanya untuk menjelaskan alasan ketertarikannya. Saya tertarik dengan penjelasannya. Lalu, saya mulai meminjam novel ringan di perpustakaan dan mulai membaca. Dari situlah mulai tertarik membaca. Seiring dengan itu, kemampuan menulis juga mulai berkembang. Saya menulis dari kalimat per kalimat lalu paragraf. Hasilnya saya serahkan ke dosen Bahasa Indonesia. Dia mengoreksi tata bahasanya.

 

Ketertarikan untuk mengembangkan lebih jauh kemampuan ini mulai muncul ketika dosen saya sering menyebut nama Sindhunata. Mungkin karena kami sedang berada di Yogyakarta, nama itu sering muncul. Nama itu asing bagi saya dan karena asing saya mencarinya di perpustakaan. Saya ketemu majalah BASIS dan UTUSAN terbitan Kanisius Yogyakarta. Halaman pertama di dua majalah ini diisi dengan tulisan Sindhunata. Saya pun mulai tertarik dengan gaya tulisannya. Dari sini, saya terus memburu tulisan lainnya. Di majalah lama maupun dari buku-bukunya. Beruntung saya mendapatkan banyak bukunya di perpustakaan sekolah. Saat pindah ke Jakarta, saya menemukan banyak sekali bukunya. Saya membaca sebagian besarnya.

 

Dan karena sering membaca KOMPAS, saya pun menemukan banyak penulis hebat di sana. Penulis yang tulisannya menarik. Sebut saja Trias Kuncahyono, Budiarto Shambazi, Ninok Leksono, dan kolumnis lainnya. Ada juga di koran lain seperti Koran Jakarta seperti Arswendo. Di The Jakarta Post, saya sering membaca di halaman pertama hari Minggu dan juga bagian Editorial. By the way, kalau saya tidak salah nama kolomnya. Ada juga beberapa kolumnis di majalah TEMPO. Dari merekalah saya mengasah kemampuan saya. Saya juga memburu buku teknik menulis di perpustakaan. Dan, saya belajar menulis dari buku ini sambil menulis sendiri dan posting di blogspot dan kompasiana.

Oh ya tentang tema, saya tertarik membaca semua tema. Bahkan di KOMPAS, saya sering membaca kolom budaya yang sama sekali tidak menarik pada awalnya. Juga kolom mode. Saya membaca karena artikelnya menarik. Isinya tentu ada yang bermanfaat tetapi ada juga tidak bermanfaat untuk saya. Juga halaman pertama di KOMPAS ekonomi. Di situ ada artikel yang dulu sering diisi oleh Abun Sanda pada hari Senin. Setelah dia meninggal, saya tidak tahu lagi siapa yang mengisi kolom itu. Jadi, hari Senin saya punya 2 artikel incaran. Di Jawa Pos ada artikelnya Dahlan Iskan dan di KOMPAS ada artikelnya Abun Sanda.

 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun