Sedikit memberikan informasi kepada masyarakat mengenai kondisi jalan raya sekitar Kabupaten Bogor. Awalnya saya jarang melewati akses jalan Cileungsi, Gunung Putri, Klapanunggal, Gunung Putri, Citeureup dan Cibinong. Awalnya saya mengendarai cinta pertama saya alias motor menuju ke Bogor melalui akses jalan tersebut. Karena pada awalnya saya menuju kesana siang hari, masih tampak lebih jelas jalan-jalan yang terlihat berlubang dan jalan yang tidak merata jadi tidak terlalu khawatir.
Kabupaten Bogor yang merupakan kabupaten terbesar di Indonesia merupakan kawasan Industri yang sangat banyak. Banyaknya kendaraan truk industri yang berlalu lalang seharusnya menjadi kefokusan pemerintah daerah Bogor untuk membenahi Pekerjaan Umum yaitu aspal jalan dan penerangan lampu. Kabupaten Bogor yang merupakan akses jalan ke daerah Ibukota dan daerah lain menjadi terganggu di tengah rusaknya jalan. Di samping itu, kepedulian terhadap pengguna jalan sangat minim. Meningkatnya jumlah kecelakaan yang mayoritas 45 % di wilayah Jawa Barat, salah satunya akses Jalan Kabupaten Bogor penyumbang korban kecelakaan terbanyak. Sering kali media memberitakan faktor tersebut dikarenakan ketidakwaspadaan pengemudi baik kendaraan beroda 4 (empat) atau lebih dan kendaraan beroda 2 (dua). Ada benarnya mendasari hal itu melihat dari sisi tingkat kewaspadaan dan kedisipilinan pengemudi. Tetapi miris juga kalau ada kaitannya dengan kondisi jalan tersebut, bahkan bisa dikatakan jalan tersebut rusak parah yang menjadi faktor utama kecelakaan tersebut.
Berlanjut pada perjalanan saya ketika pulang di malam hari, awalnya saya menginginkan pulang di jalan yang sama. Cuma saya penasaran ingin melalui jalan Penduduk Istana alias Presiden yang tinggal di Cikeas Kabupaten Bogor. Sebelumnya yang saya lalui jalan menuju kesana masih banyak jalan-jalan seperti bekas jerawat dimuka. Bahkan kubangan air sangat cocok untuk kolam ikan di rumah saya. Di samping itu pula minimnya penerangan jalan umum (PJU) membuat mata saya kedip-kedip karena gelapnya jalan menuju kesana. Hingga tiba saatnya melalui jalur Cikeas, ban motor saya pun terasa kesat kenikmatan jalan seperti sirkuit balapan pada layaknya. Owh ternyata Kabupaten Bogor memfokuskan jalur Penduduk Istana yang lebih utama sebagai manufer politiknya agar terlihat transparan kerjanya toh.
Berlanjut saya melewati jalan akses Transyogi atau Cibubur, luar biasa jalannya seperti pelicin, pelembut pakaian ban motor saya. Hingga penerangan jalan umum pun terang benderang seperti bintang kejora. Melihat hal itu saya sangat miris keadaan jalan di Kabupaten Bogor. Bisa di katakan kegagalan Pekerjaan Umum terutama di Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor di jalan lainnya, tetapi berbeda sekali akses jalan yang di lalui oleh Penduduk Istana yang teramat mulus dan halus. Kurang perhatiaan akses jalan yang lain bisa saya informasikan kepada masyarakat terutama berkendaraan di malam hari jalan akses Kabupaten Bogor terutama Kecamatan Cileungsi, Gunung Putri, Citeureup dan Cibinong yang sangat kaya jalan berlubang dan miskin penerangan jalan umum.
Harapan saya untuk pejabat pemerintah daerah setempat memperhatikan dan peduli akan hal itu, melihat tingkat kecelakaan disana bukan saja karena faktor kewaspadaan dan kedisiplinan pengemudi saja, melainkan jalan utama dan penerangan jalan umum pun harus difokuskan. Tidak hanya jalur Presiden saja yang terus dibaguskan. Mudah-mudahan pejabat daerah Kabupaten Bogor yang terpilih nanti atau terpilih kembali jangan setengah-setengah bekerja soal pekerjaan umum. Jangan yang terlalu dipikirin tuh proyek-proyek terus, kasian kan rakyat apalagi Kabupaten Bogor terkait wisma Hambalang.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H