Mohon tunggu...
Gora Indiraja Shafa
Gora Indiraja Shafa Mohon Tunggu... Lainnya - Mahasiswa

Amatiran yang masih belajar

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Meski Pilihan SNMPTN Diambil Kawan, Pertemanan Harus Tetap Dijaga

18 Februari 2021   11:14 Diperbarui: 23 Februari 2021   12:48 1257
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
SNMPTN 2021 (KOMPAS.com/Akbar Bhayu Tamtomo)

Bahkan dalam kasus terburuknya, menghalalkan segala cara untuk menyingkirkan orang lain demi keuntungan sendiri. 

Viral Kisah Anak SMA Gagalkan Sahabat Masuk PTN Favorit, Tak Ada Penyesalan (Foto: Twitter/ @subschfess . 
Viral Kisah Anak SMA Gagalkan Sahabat Masuk PTN Favorit, Tak Ada Penyesalan (Foto: Twitter/ @subschfess . 

Dalam kasus yang sempat viral pada tahun 2020 kemarin, ada seorang anak SMA yang dengan sadar dan sengaja menggagalkan langkah sahabatnya untuk masuk PTN favorit dengan alasan kedua sahabat itu mengidam-idamkan jurusan dan kampus yang sama. 

Anak SMA itu nekat menyabotase pilihan sahabatnya dengan cara membuka handphone milik sahabatnya yang kebetulan tengah membuka laman resmi seleksi SNMPTN.

Memang berat, tetapi masa iya sih pertemanan yang sudah dibangun selama tiga tahun belakangan rusak begitu saja cuma karena pilihan. Saya sendiri juga dulu pernah merasakan hal yang sama kok karena saya juga dulu salah satu orang yang berkesempatan ikut jalur SNMPTN. 

Dari mulai melihat teman sendiri saling diem-dieman karena yang satu tak terima harus merelakan pilihannya, hingga saling psywar agar saling merelakan untuk berganti pilihan PTN-nya semuanya saya lihat langsung dengan mata kepala saya sendiri. 

Bahkan saya sendiri pun termasuk orang yang merasakan ditendang secara diam-diam dari belakang oleh teman saya sendiri, karena teman saya ini tidak memberikan informasi pilihan yang dia ambil hingga hari terakhir pendaftaran baik kepada sekolah maupun kepada teman-temannya yang lain. Karena ranking dia lebih tinggi dan untungnya pada saat yang sama saya pun belum finalisasi, dengan terpaksa dan berat hati saya pun harus merelakan jurusan yang saya inginkan dan berganti pilihan disaat saat terakhir.

Apakah saya marah dan kecewa? Tentu saja, siapa yang tidak merasa tersakiti dengan cara bermain seperti itu dulu. 

Apakah lantas saya jadi membenci dan memusuhinya? Tidak juga. Memang berat untuk merelakan mimpi yang kita inginkan, apalagi dengan cara seperti itu. 

Tapi, saya percaya terkadang memang segala sesuatu tidak harus selalu berjalan seperti yang kita inginkan. Pun dengan marah-marah juga tidak akan menyelesaikan apa-apa dan mengubah nilai kita. 

Sehingga dibandingkan dengan membuang tenaga untuk saling membenci, mendingan saling mendukung dan mendoakan yang terbaik untuk semuanya, toh ketika kita mendoakan yang baik untuk orang lain secara gak langsung juga bakal balik kepada kita. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun