[caption id="attachment_223797" align="alignnone" width="381" caption="Perbandingan Lemak Darah"]
Bagi polisi Tangerang yang sedang "digojlok" Kombes Bambang Widodo, setelah membaca tulisan ini langsung membuat usulan pada Kapolres. "Kami memilih diet rendah karbo pak" Karena diet rendah karbo itu "ad libitum", "tak ada pembatasan kalori", akan membuat mereka tetap kenyang. Apalagi kalau setiap hari menunya adalah telur, daging ayam, steak kambing, seafood,soto jeroan bersantan kental. Yang harus dibatasi karbo hingga 20%. Tak boleh makan nasi putih,nasi merah,nasi kuning, roti tawar,roti gandum apalagi minum gula pasir, coca-cola. Kopi boleh tapi pahit. Nah kalau pak Kapolres sepakat, kurung mereka dalam asrama awasi asupan karbohidrat mereka selama masa induksi. Jatah karbo sebanyak 20% mungkin akan habis saat mengasup sayur.
Tulisan ini tidak ingin mengesankan bahwa olahraga tak bermanfaat. Olahraga tetap dibutuhkan untuk kesehatan. Tetapi menurunkan berat badan dengan olahraga ringan, senam, jalan kaki, atau steady state, mari kita diskusikan bukti ilmiahnya. Lihatlah istilah "Chunky Aerobics Instructor Syndrome" bukanlah omong kosong.Kita sering melihat trainer ataupun penggemar senam yang menghabiskan waktu ber jam-jam ternyata tubuh mereka tetap tambun,chubby. Menurunkan berat badan dengan olahraga bisa kita pelajari dengan pola HIIT, high intensity interval training, memang ada studynya. Namun gerak badan yang ini membutuhkan nasehat dokter yang tahu tentang olahraga. Secara mudahnya, kalau umur anda di atas 30 tahun, harus test tread mill kalau mau memulai HIIT. Kalau tread mill test dianggap mahal bisa melakukan Physical Activity Readiness Questionnaire (PAR-Q) Test. (Thanks for dr Indrasanto, pembimbing olahragaku yang ultra hati-hati)