Bulan keluar dari lautan setengah bundar
Cahayanya meremang.
Aku melihatmu bagai perawan yang kurang pergaulan
Teka teki yang menjalari pikiran
Masih di ombang ambing keadaan jaman,
Jaman apa ini ?
Saudaraku di bawah tekanan kekuasaan,
Saudaraku yang bergerak dengan tangan yang mencakar
Saudaraku pilu, duduk
Di bawah hujan cahaya, bulan menyinari kota
Membias pada gubuk gubuk darurat tanpa jendela
Mereka asing di negeri-nya sendiri
Bulan yang keluar dari pertikaian bapak bapak kita,
Menyinari pasar - pasar pinggir jalan
Dalam gelap perdagangan moral di nego,
Kita ada di jaman yang buntung
Kita berada dalam keadaan jaman yang lebih jahil
Kita hanya ada di bawah kemajuan yang maya
O..bulan sabit, yang keluar dari ketiak kaum yang lesu
Yang telah direnggut keadilannya,
Bulan di cakrawala yang purnama bergeser kemana ?
Gelap pikiran
Segelap mataku,
Segelap tanganku, dan tangan-tanganmu yang tetanus
O..bulan yang bundar,
Bagai wajah adik-adik Sarjana kita yang terang
Yang lama bertapa dalam bimbang,
Kelak, moralmu akan tergadai dalam kekuasaan
Lalu gelisah menatap kehidupan.
Kalimantan, 10 Agustus 2023
Rasull abidin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H