Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Randu

13 Juni 2021   20:48 Diperbarui: 13 Juni 2021   21:04 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Muram,
Wajah bulan tak sepersis bayangan dalam kolam
Kota kota bergeriak cerlang...
Sudah lama aku disana, di kota tua yang ringkih
Di tepian kalimiring,
Kucuci bekas bias seri wajahmu di kaca cermin

Malam ini,
Wajah bulan yang bundar,
Membias di lautan...
Aku..mencarimu di bawah atap puing rindu
Tapi tak ketemu.

Ada malam, yang setengahnya gelap
Persis bualan bapak-bapak kita yang merapal mantra,
Lalu tangannya mencakar langit
Mencari TUHANnya, sampai mengubur dirinya sendiri
Ada malam, persis wajahmu...
Bila saat purnama,
Kedasih melantunkan tembang kematian !
Tapi samar-samar aku mendengar...
Nyanyianmu,
Persis saat kau bisikkan dibawah pohon randu.

Taburan biji randu itu, di kibas angin kering..
mereka mengudara
Membawa anganku, membawa jingga...Sampai sirna.


Surabaya, 13 Juni 2021
Rasull Abidin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun