Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Potret

17 Juni 2019   12:51 Diperbarui: 17 Juni 2019   13:04 113
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Menatap bulan merah keluar di kota, dengan secangkir bimbang...  dan deretan warna becak,  
bernasib resah
nangkring di ujung aspal perempatan,
itu...
potret!
begitu dijamah,
lalu kita buang ke comberan mampet
atau kita delete tanpa pertanyaan,
 
di berita,
Jelas...
bulan yang merah murka,
lantaran tirai ranjang pradilan tersingkap
menganga,
diskusi di cancell,
cuaca di blokir...
ahh...
angin mengepal merah padam,
ilalang berserak,
lalu membakar dirinya sendiri,
awan dan hujan saling menunjuk,
lantaran sama sama digdaya...

lalu..
para tukang becak cangkruk di kaki lima  
musyawarah...
panjang,
apakah ia akan menjelma nelayan,
ataukah menjadi kuli pasar keputran
atau cuma mengelus dahi
duduk di depan tv,
menikmati kopi dan adegan sengkuni.

Surabaya, 17 June 2019
Rasull abidin.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun