Kerjap-kerjap peluh kuli proyek dikoyak cuaca,membias pelangi,
lalu pelangimu menjelma cahaya
menyinari gubuk kecil tak berjendela,
istanamu,
diam diantara malam pekat dan kunang,
di hias gelegar riang yang remang,
dan lelaki kecil yang khusuk,
Ia hitung gemerlapan gemintang
Pelangimu,
Pelangi biru yang turun dari langit,
keluar dari bongkahan kerikil pergulatan
Ia mengarungi ribuan senja,
selincah sayap-sayap camar mengangkasa
Bila cuaca nyalang mengikis suaramu
Kerjap-kerjap peluhmu berguguran,
di reguk tuan tuan dan bapak bapak kita,
lantaran ia mengaga dan dahaga,
ataukah ia lupa kumandang nyanyian pelangi
masih menggema,
diatas langit bangsa kita.
Surabaya, 10 Des 2018
Rasull abidin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H