Kibas sayap kumbang menyenggol kelambu,Memburu nafasnya
Ia berkali mengaca pada cermin gelap,
Elokkah aku ?
batinnya bergemuruh karna kulahir di kali comberan,
dibawah gelimpangan gubuk-gubuk sampah kota
Sayap-sayapnya merentang lesu dipersimpangan,
Dan hari ini,
Delapan kanak-kanak dekil telentang,
Mata mungilnya bergambar baliho kentucky,
Dan kau dengungkan sebaris bait,
Dari lapar yang menggila...
Aku melihatmu, bagai kumbang yang mendengungkan
Puisi kematian,
Melewati liang liang kubur yang kau gali sendiri,
Lantaran ambisi kemabukan kita mengisi saku celana
Tenggelam,
melupakan saudara kita dipersimpangan jalan.
Astaga..
Ku tundukkan wajahku di pijakan kaki telanjangnya.
Gorontalo, 22 Dec 2018
Rasull abidin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H