Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Kumbang

22 Desember 2018   12:48 Diperbarui: 22 Desember 2018   13:02 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kibas sayap kumbang menyenggol kelambu,Memburu nafasnya
Ia berkali mengaca pada cermin gelap,
Elokkah aku ?
batinnya bergemuruh karna kulahir di kali comberan,
dibawah gelimpangan gubuk-gubuk sampah kota

Sayap-sayapnya merentang lesu dipersimpangan,
Dan hari ini,
Delapan kanak-kanak dekil telentang,
Mata mungilnya bergambar baliho kentucky,
Dan kau dengungkan sebaris bait,
Dari lapar yang menggila...

Aku melihatmu, bagai kumbang yang mendengungkan
Puisi kematian,
Melewati liang liang kubur yang kau gali sendiri,
Lantaran ambisi kemabukan kita mengisi saku celana
Tenggelam,
melupakan saudara kita dipersimpangan jalan.
Astaga..
Ku tundukkan wajahku di pijakan kaki telanjangnya.

Gorontalo, 22 Dec 2018
Rasull abidin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun