Gelap langit ,segelap mataku
disela pintu gubuk tak berjendela
kuhampar malam penuh limbah cahaya
ruhku, Â
segelap nafas tanpa jeda,
beribu malam yang jelaga begitu panjang
dan aku mengejar rembulan,
terengah-engah dilautan nista,
Rembulan mati diatas kepalaku sendiri,
Lalu cahayamu mengiang,
Setiap senja usai melabuhkan warnanya,
menjadi lafal tanya,
angin menerbangkan debu,
daun kering berakhir, diam di batu
kuning dan kelabu.
gemintang berguguran diambang jendela,
sepi,
langit langitku sepi,
sesunyi gambar dalam lipatan waktu
yang kueja,diatas hamparan sejadah panjang.
O..Allah
biarkan aku menata lagi
guguran cahaya pada malam yang gulita,
sebelum matahari menyibukkan diri
dan aku menjelma banaspati.
Manui, 09 Oktober 2018
Rasull abidin.