Sebelumnya,
Kau ajari aku bagaimana menanam yang baik ,
"jangan sampai pohon-pohon itu menjelma hantu" ujarmu.
kau rajut doa,
dalam rekah-rekah tanah,
Selanjutnya aku menatap ladang merah,
Perdu-perdu mendekap angin.
Dari seberang,
Pohon-pohon yang kau tanam mengakar,
dalam ceruk telaga,
surut mataair, bulir-bulir berebut peluh
kecambah berebut cahaya,
lalu katamu :
"demi kebaikan negeri kita,
Buatkanlah aku tangga untuk memanjat langit".
tapi,
doamu kau rajut, jadi jaring labalaba.
Surabaya, 21 agustus 2018
Rasull abidin.
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!