Anak anak senja memeluk jingga,
Anak anak debu menangis
sambil mengusap peluh
Keningnya tembaga
tak ada remah-remah hujan hari ini.
"Masihkan ada sesal untuk kami ?"
mengoyak mimpi,
Langit-langit yang sepi
Sebelum embun melumas dedaun
semburat fajar telah kami renggut,
Ku peluk,
Daun daun itu
berbicara seakan tak mau mengering.
Lalu debu melumas anak anak itu,
tanpa hujan,
Daunan menghibur
Esok yang palsu.
dan senyum yang terampas,
bergaris di depan pintu.
Surabaya, 20 agustus 2018
Rasull abidin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!