Duduk di depan gedung plaza, kita berselfie
Terpotret sebuah gerobak seorang ibu
Dua anak kecilnya yang duduk, menatapku....
Tangan kurus kakaknya menahan adiknya
Ia pandang kaki ibunya,lalu mengarah pada sepatu lalu lalang orang orang
Roda gerobak yang oleng melaju pelan,
Menyusuri riuh jalan raya tanpa tujuan,
Disamping seorang petugas patroli,
Gerobak kayu menerobos lampu merah dipersimpangan
Dibawah megah plaza, kita berselfie mematut diri,
Seorang ibu menarik gerobak mengais botol sisa minum
Yang di buang seenak jidat kita,
Cuaca cerah,
Lengannya legam di bakar pancaran matahari
Dan ia sandarkan nasib baiknya pada pojok pojok buangan sampah.
Bila kupandang,
Dua anaknya asyik melahap sisa ayam kentucky yang kita buang
Mata hitam kita yang sombong menerawang mengarah ke langit,
Kemudian menatap ke bawah dengan nafas diam,
Lalu memanggil Tuhan kita dalam bathin.
Kita berselfie, mamatut diri pada segala macam keadaan
Menjadi sebuah trend saat ini,
Lalu kita tunjukkan sebuah identitas,
Tapi kita lupa,
Dibawah gedung plaza, ada parit gundah membentang
Airmatanya memercik pada meja makan restoran cepat saji,
Dan renyah daging ayam kentucky dihias nanar mata anak anaknya.
Kita bersefie di bawah megah gedung plaza,
Kita buka gambarnya,
" hai..lihat itu kan seperti kita  ?" Istriku berkomentar
" iya memang itu kita...". Kututup puisiku yang belum rampung.
Surabaya, 05 April 2018
Rasull abidin.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H