Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Episode Pagi

24 Maret 2018   14:52 Diperbarui: 24 Maret 2018   15:04 476
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Perkampungan dipinggiran kota,

Sebuah ladang kebudayaan yang subur keluar dari lelaku kesederhanaan

Di bawah atap rumah yang basah,

Nelayan kita menatap masa depan pada bentangan biru lautan

Dan kanak kanaknya yang riang tumbuh dalam dekapan alam

Sebelum pancaran matahari menembus celah dedaunan

Di bawah lereng dua gunung batu,

Mereka membelah sejuk kabut pagi, memasang pukat

Melempar sebuah harapan di saat sauh menancap dalam samudera,

Bila matahari duduk di atas kepala,

Camar camar yang datang dihembus angin surga ke daratan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun