Angin kering dari bukit turun ke lembah,
Membawa bau peluh petani ke kota,
Masuk cerobong-cerobong pabrik
Hinggap pada gedung-gedung yang menjulang
Petani kita tumbuh bersama belukar,
Lalu kerontang
Tangan yang legam,
Tanah yang subur tak bisa merubah keadaan
Hidup petani dijerat rantai besi
Dan hasil panen mereka sisa dari kecurangan
Tuan tanah yang durhaka
Tembakau dan cengkeh,
Tumbuh subur dalam ladang emas
Aroma embun menyebar pada daun-daunnya
Dihirup kanak-kanaknya yang kurang gizi
Yang duduk didepan gedung pendidikan,
Mereka akan tumbuh menjadi petani,
Mereka akan mengolah ladang-ladang subur
Dan menjadi buruh-buruh dalam kebunnya sendiri
Lalu di mana pencerahan itu...?
Konglomerat dan cerobong pabriknya
Kaum tehnokrat,
Bahkan bapak-bapak yang ahli dalam birokrasi
Mengolah bau peluh petani menjadi berlian
Dan mereka tetap manipulasi
Hingga buruh dan petani memikul benggala
Dengan kaki yang tertancap duri kemiskinan
Surabaya, 25 November 2017
Rasull abidin