Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Berkelana Mencari Cinta

19 November 2017   15:53 Diperbarui: 19 November 2017   16:03 1242
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Aku di beritahukan tentang sebuah cinta...

aku berkelana menelusuri hutan belantara mencarinya...

menyusuri sungai sungai yang bermuara samudera...

menembus bintang bintang di balik awan...

Menjelajah sampai ke gurun gurun kering kerontang...

mencari dimanakah adanya cinta yang kudengar itu...

aku tetap berkelana keliling dunia...

Aku di bisikkan tentang sebuah cinta..

Yang lebih indah dari rangkaian bunga bunga mawar aneka warna....

yang di ikat sedemikian rupa..

Aromanya menyejukkan hati yang merana menyesakkan dada...

Mengalirkan aliran darah ke seluruh jari jemari...

Sentuhannya membuka tabir indera manusia...

Kenikmatannya tiada yang sanggup menyamainya...

Menentramkan hati yang keras laksana hitam pualam yang mengkilat...

sekian lama aku mencarinya...aku tetap tegar berkelana keliling dunia....

Aku di beritahukan tentang sebuah cinta....

Yang pada malamnya serasa terang benderang...

di sinari kemilau cahaya berwana emas kekuningan...

Pancarannya laksana matahari sejuk bagai rembulan

Warnanya seindah pelangi menghias awan

rangkaian katanya adalah pujian pujian yang elok di dengar...

sekian lama aku rindu mencarinya...Aku tetap berkelana keliling dunia

Aku di beritahukan tentang sebuah cinta....

Yang bila aku mendengarnya...

kerinduan semakin membahana,

sejenak aku hentikan langkah langkah petualangan yang semakin ke ujung dunia,

Kusandarkan punggungku pada kayu kering yang masih kekar akar akarnya menghujam ke bumi ribuan tahun lamanya...

Aku lepaskan beban beban di atas pundakku yang ku bawa kemana mana

menghempaskan nafas dalam dalam membuang segumpal lelah dalam petualangan,

Sanyup sanyup aku mendengar kidung suci berkumandang di sebuah dangau tak jauh dari balik bukit yang menurun...

Segera ku langkahkan kaki menuruni tebing bukit...

ku basuh mukaku dengan air ledeng yang sejuk berwudhu...didalamnya telah berbaris rapi orang orang bersujud...menentramkan hati hingga ku panjatkan doa doa untuk memujiNYA...melarutlah hati yang telah sekian lamanya kering kerontang...aku menagis mengenang perjalanan...ku ungkapkan seluruh perasaan...sekian lamanya aku melupakan Engkau ya ALLAH...larut dalam gemerlap dunia yang membutakan matahatiku...Tuhan yang Maha Kasih...yang penuh dengan keluasan Rahmat dan Cinta abadi...tersedu aku memohon ampunanMU...

Terasa rintik air hujan membasahi rambutku yang kering....

Aku terbangun memandang angkasa raya..rupanya aku tertidur rebah di pangkuan akar kayu pohon kering kerontang...ternyata butiran hujan yang jatuh itu adalah air mata yang keluar dari sudut sudut kelopak mataku.

Rasull Abidin, 26 Des 2011.

Balikpapan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun