Mohon tunggu...
Rasull abidin
Rasull abidin Mohon Tunggu... Auditor - Sekelumit tentang kita

hidup itu indah

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Puisi | Sajak Burung Camar

2 Oktober 2017   10:51 Diperbarui: 2 Oktober 2017   10:54 1360
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mata gelap yang memandang senjakala langit

Mataku yang kering dalam duka, mataku tak bermakna !

Bagaimana ini !

Bukit mengandung biji-biji merah tembaga,

Buah zaman yang diperam untuk bungsunya.

Akar rotan berselempangan,

Mengikat tangan dan tulisku yang gagap, tanganku mengapai sepi

Tanganku mengepal gemetaran,

Tangan yang kubasuh namun tak berarti,

Tangan yang gamang dan tak menghasilkan

Karna dikelas tak diajarkan pelajaran untuk mengurai,

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun