Menyela cepat. "Terkadang hipokrit."
"Terkadang absurd."
"Nah itu. Sebab musababnya dia sangat hobi makan opor daging."
"Hah! Daging apa."
Berbisik di telinga sobatnya itu "Nah itu."
"Apa saja asalkan perutnya kenyang."
"Tergantung situasinya."
"Widih! Ada ya makhluk macam itu."
"Bisa rekayasa. Tergantung titik titik. Pahamkan?"
"Oh begitu." Keduanya lantas bersalaman.
***
Jakarta Indonesia Kompasiana. Januari 18, 2025.
Salam NKRI Pancasila. Banyak kebaikan setiap hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!