Mohon tunggu...
Taufan S. Chandranegara
Taufan S. Chandranegara Mohon Tunggu... Buruh - Gong Semangat

Kenek dan Supir Angkot

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Cerpen Hipokrit

18 Januari 2025   07:33 Diperbarui: 18 Januari 2025   07:33 41
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Image by Kompas.com

Pembuktian secara forensik, belum bisa dibilang memenuhi syarat untuk penyelidikan lebih lanjut agar segera ditingkatkan ke skala penyidikan. Dari waktu ke waktu, makhluk aneh itu hanya akting saja dengan cara cara teraneh termasuk kini konon telah menjadi keyakinannya sebagaimana keanehannya.

Berita metropolis tentu saja secepat angin menuai badai. Namun tak pula membuat panik seisi kota, cuek saja, acuh saja, tak saling mengganggu mencapuri urusan orang lain ataupun berlaku hura ha ha isme, sebagaimana pengertian, kata, nyinyir di kamus bahasa umum berlaku di sebuah negeri metropolis itu.

Tampaknya si makhluk mirip manusia lelaki, namun tak serupa banget, gemar sekali berbusana gemerlapan menyilaukan. Sebagai simbolisasi dari kenyinyirannya, sebagaimana kebiasaannya hobi berkomentar urusan orang lain siapapun di manapun. Sekalipun tak terjangkau pandang matanya. Loh! Benar begitu atau hal tersebut sekadar sensasi agar dia disebut sebagai makhluk sensasional terkini terdepan terkontemporer, atau apapun sebagaimana cita citanya.

"Ini unik. Bahkan bisa disebut luar biasa."
"Karena busananya itu."

Widih! Piawai sekali dia sebagai makhluk aneh. Sungguh benar terlihat seolah-olah dia paling benar, paling suci, paling paham, ingin tahu urusan orang lain, gemar memberi contoh seolah-olah dialah makhluk sempurna di eranya, hiks. Ini loh bahaya laten oportunisme hipokrit sesungguhnya tampak manis di luar tapi jeroannya vampire from the hell. Seolah-olah dia paling paham meski sesungguh paling pandir di kelasnya ketika masa muda pancaroba kala itu. Walah!

Namun rahasia hidup makhluk kebanyakan semirip dia tak satupun tahu. Darimana asal usulnya tak semuanya jelas, nge-blur, laiknya bayang-bayang fatamorgana siang bolong di jalanan aspal panas. Seolah-olah ngawang gemawang padahal cuma pantulan dari cahaya terik matahari, uapnya menyilau seolah-olah berkilau-kilau menyilaukan mata. Serupa kepalsuan suara-suara nyinyir perilaku aneh sebagaimana siluman turunan dari makhluk aneh itu pula.

"Maksudmu?"
"Terkadang oportunis."

Ketergantungan macam itu telah menjadi musim tertentu, sesuai momen tertentu pula. Nah, tergantung topik penentu dari bakal bangunan peristiwa sesuai pesanan. Barangkali loh sebab kicau kekacauan di manapun datangnya selalu tiba-tiba berkarakter sama, sporadis menyebar berhalu-halu huru hara seolah-olah, benar begitu kejadiannya. Meski sesungguhnya bak ombak buatan di kolam renang.

Melebar jebakan sarang laba-laba, rusuh melebar meluas seolah-olah laba-laba sesungguhnya menyebarkan jejaring sarangnya seakan-akan, lantas lalat-lalat, serangga lemah lainnya terperangkap jebakan itu. Gelegar peristiwa membahana sebagaimana sesuai pesanan; rasa rendang pedas atau rasa bumbu kari ayam.

Ramailah pasar tontonan di media, kekacauan meluas entah akhirnya siapa meluaskannya, lahirlah peristiwa laiknya perang dunia ketiga diambang ledakan lanjutan. Panikisme menciptakan ketakutan, kambing hitam merajalela. Tanpa diketahui tokoh di balik peristiwa. Lantas biasanya muncul pahlawan kesiangan seolah-olah sebagai penyelamat keruntuhan bukit akibat ledakan dahsyat sebuah gunung. "Glar!" News by news membahana awal baru musikalisasi do re mi.

"Tergantung proyek datang menghampirinya."
"Kalau jurusan hipokrit ya perilakunya serupa sejumlah nilai proyek menghampirinya atau pula tergantung toping dari topik pesanan."

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun