"Oh! Halah. Eh! Halah."
"Seolaholah menjadi pilihan tersulit."
"Padahal tak perlu purapura bunuh diri."
"Agar kita menjadi golongan bangsat di papan reklame."
"Enggak gitu juga kale."
"Terus!" Tak pernah ada jawaban. Tak ada lagi perdebatan dari kedua bangsat itu. Sebab hidup telah di bangsatkan oleh citarasa keduanya.
"Kok bisa ya nasib kita jadi begini."
"Salah siapa ya." Keduanya terlanjur mati dengan kepala bolong setelah pertanyaan itu.
***
Jakarta Kompasiana, November 18, 2024.
Salam NKRI Pancasila. Banyak kebaikan setiap hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H