Mohon tunggu...
Taufan S. Chandranegara
Taufan S. Chandranegara Mohon Tunggu... Buruh - Gong Semangat

Kenek dan Supir Angkot

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Neokepinding

20 Agustus 2024   04:31 Diperbarui: 20 Agustus 2024   04:36 30
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Photo Doc Kompas.com

Sebetulnya, dia, memang tidak pernah membela kaum siapapun, dia, pulalah penganut konsepsi egosentrisme, semau gue dong. Dia, juga dikenal sebagai pencipta mobilisasi neokutu, neokepinding plus neokecoa, alat pencapaian tujuannya, pembohong nomor satu, dalam aroma kaumnya, mengeruk isi apapun milik ekosistem jagat raya, propaganda kepalsuan penampakan pengganda imaji, berkostum peri bunga.

"Wahai dewa mesin! Rasanya aku kurang pantas hidup lebih lama, tolong matikan saja automated.system, milikku sekarang dong hiks hiks hiks", suara sedu sedan hanya dalam pikiran kegilaannya.

"Ohoi! Sesal kemudian tak berguna." Suara mesinmesin itu lagi, hadir gegap gempita.

"Cukupkan penderitaanku telah tak pernah menjadi tua, akan menjelang abad baru versi iblis gigantik. Oh! Sialan. Tidak ada satupun peduli. Mereka merampas semuanya. Peralihan cuaca jungkir balik akulah penyebabnya. Aku, pengecut asli, beraninya keroyokan. Aku, berani berteriakteriak, jika massal. Sebenarnya aku si pengecut. Selalu lari dari gelanggang, jika aku sendirian."

"Aku, sudah tak berguna hiks hiks hiks, aku si pandir pemuja dewa mesin jelek sepertimu, jangan mentang-mentang ya. Kenapa aku mau ya. Jadi tolol begini." Dia menangis terus, menggema pada waktu dalam jiwa. Mesinmesin berdatangan lantas bertepuk tangan sesuai program rujukannya.

"Ohoi! Sesal kemudian tak berguna." Suara mesinmesin itu lagi, hadir gegap gempita.

"Sebenarnya sih, dia sedang berpurapura kalah, sedang akting lagi, agar bisa mencapai tujuannya, lagi." Mesinmesin bersorak riuh.

Sebenarnya juga nih ya, dia, otaknya sudah digandakan dengan sains kloning tekno, serupa tapi tak sama dengan manusia android kelas tekno tiruan level tiga. Dia, lebih canggih, alias, dia itu manusia superandroid plus melekat pula Artificial Intelligence, dia punya otak kembar, manusia asli plus manusia superandroid. Wah! Hamba menulisnya juga bingung nih. Tapi, ya begitu laporan pandangan mata dari sejumlah media digital.gaib, secara utuh, ya begitu.

Kalau otaknya mengontrol kemanusiaannya, dia jadi peka, sensibilitasnya prima, bahkan masih ada cinta meski sedikit banget kirakira, taruh kata-7% dari 50% manusia, 50% mesin, nah, itu dia, begitu.

Tapi kalau watak serakahnya muncul, dia bisa superkuat. Gawat,  jadi superkebal, nah. Huh! Ngeri! Satu pesawat kelas Jumbojet, habis dimakan. Namun, menariknya, tubuhnya tak berubah jadi raksasa karet abalabal.

Namun kini. Dia sudah menjadi neolalat, kadang-kadang juga menjadi neokepinding, orientasi pikirannya tetap pada nilai manipulasi pada metode diplomasi hua hi hu. Sesungguhnya diamdiam, dia, dendam karena disingkirkan dirinya sendiri, dikucilkan dari waktu, membelenggu kuasa robotiknya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun