Binar matanya gembira. Gelak tawanya nyaring. "Ini foto Ayah ya Nek."
"Iya sayang," Ibuku menjawab dengan tangkas, semua pertanyaan cucunya.
"Melati mau ke rumah Nenek Mami."
"Boleh. Masih panjangkan libur sekolahmu. Besok Nenek temani ya. Mau pagi, siang atau sore."
"Siang ya Nek," keduanya asyik dengan perbincangan mereka. Kemarin, baru melepas kangenku di peristirahatan terakhir, Ayah Melati.
Seperti telah dijanjikan. Kesetiaan adalah ruh di dalam badan, sakral dan utuh. Suara rohani telah memenuhi angkasa. Mazmur kehidupan memberi cahaya kearifan, manusia berpasangan di Bumi, dalam satu ikatan, komitmen.
Aku tetap bangkit, berada di ruas-ruas kasih, meski hanya beberapa waktu setelah sakramen itu... Penderitaan atau rasa sakit, sirna oleh keteguhan, keyakinanku. Cinta itu hadir, di antara kami.
"Kiss Natal Ibu..." Melati di pelukanku.
***
Jakarta Kompasiana, Agustus 09, 2024
Salam NKRI Pancasila. Banyak kebaikan setiap hari.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H