Mohon tunggu...
Taufan S. Chandranegara
Taufan S. Chandranegara Mohon Tunggu... Buruh - Gong Semangat

Kenek dan Supir Angkot

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana Pilihan

Pelangi-Pelangi Imaji

21 Juni 2024   04:42 Diperbarui: 21 Juni 2024   05:03 153
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Cinta, persahabatan saling peduli belajar bersama salah satu rumus pendidikan sederhana. Katakan kebenaran persoalan masalah tersimpan membuka hati. Saling memberi cahaya. Tak ada tolok ukur apapun mampu menghalangi keinginan nurani meraih pendidikan. Persahabatan, semoga di sana ada komitmen saling peduli.

Mungkin ketika mimpi itu, aku
mencoba mencari pintu-pintu langit.
Membuka pikiran mencari api, untuk
lilin-lilin kecil kembali menyala.

Hujan enggan mengguyur kemarau.
Aku ingin segera mengetuk pintumu.
Saling menyapa bertukar tanya
tentang kita sebelumnya.

Makhluk pohon memberi entitas; itensitas oksigen sebagaimana diperlukan lingkungannya. Itu sebabnya pula pemilik multi langit, tidak mengijinkan hutan rusak dengan alasan apapun. Tugas iman manusia bertanggung jawab menjaga lestari planet bumi demi pendidikan kemanusiaan selanjutnya; bermanfaat, bermartabat, beradab.

Maha Pencipta, hadir setiap detik di rumah nurani umat-Nya dimanapun kapanpun. Menjawab doa kasih sayang. Hamba mohon maaf ini bukan nasihat. Hanya berbagi perjalanan hidup sepanjang abad di ranah ilmu kebudayaan. Keyakinan pemilik sukma setiap insan mampu merawat kehidupan kasih sayang seluas bimasakti.

Kemarau tak memberi jawaban, tak
mampu menidurkan matahari. Aku,
khawatir kemarau kali ini, akan
membunuh kangenku.


Bersama menemukan harapan dari
jawaban. Apakah masih tersimpan
di angkasamu. Seperti katamu
sebelum datang ia waktu itu.

Menjaga keseimbangan bumi. Jiwa ikhlas lestari ekosistem. Sekali satu pohon di halaman rumah sendiri. Waktu terasa tak lama berlalu; suara keluarga, para ananda tumbuh dewasa berlanjut generasi terbarukan. Berlarian kian kemari di taman hati semarak pancawarna negeri pelangi berawan-awan komitmen.

Biaya pendidikan gratis murah terjangkau belum sempurna melintas di angkasa. Sebaiknya merawat taman hati pertumbuhan kesuburan kebun di halaman rumah sendiri. Hutan bertumbuh natural kemulian semesta tak berwatak manipulatif. Baik atau buruk tanggung jawab makhluk hidup berinteligensi tanpa kecuali.

Bermunajat, kunci dasar berpijak melangkah meraih optimisme, antara lain pendidikan setara. Gratis, kalau mungkin sebuah negeri memiliki kemampuan. Kesederhanaan karunia selalu ada untuk umat-Nya tanpa pandang bulu. Itu sebabnya diperlukan kejujuran bening. Mengedepankan kesetaraan pendidikan.

Sekalipun ini mimpi, kekasih jiwa
bawa serta sukma kembaraku.
Aku, tak ingin tenggelam.
Jangan lepaskan genggamanmu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun