Mencegah kehendak menguasai alam atas perintah manusia, merasa superior-immortal. Seolah-olah abadi, meski sesungguhnya hanya, sekadar, bagai  gerimis menerpa bara api langsung padam. Berkembang industrialisasi dunia strategis. Meraup berbagai fasilitas istilah kemodernan dunia-sekalipun hutan merana.
Apakah realitas, akan menghindari kehidupan kebudayaan atau sebaliknya-barangkali tidak untuk keduanya dari trans kultural tengah terus bergulir, mencapai berbagai istilah temuan inteligensi manusia, dari sistem barter hingga tunai menuju dunia ke.maya.an kini marak digemari, musim praktis kemodernan, konon.
Namun dampak analog sistematika sel-sel otak makin bekerja lambat, akibat hanya mengurusi; bidang, melihat, merekam, lantas menemukan jawaban, dalam suatu sistem tabulasi tersedia-instan. Terbuka bebas merdeka menentukan segudang pilihan jawaban, tanpa keringat merembes kepermukaan kulit diperlukan metabolisme tubuh.
Selaras pergerakan unsur komponen organ dalam tubuh, sebagai pemicu keadaban kesehatan natural-awal mula sehat sebagaimana manusia dilahirkan atas kehendak alam hubungan antar manusia, saling memahami citra pada visi kesinambungan tujuan hidup bermasyarakat saling memberi manfaat.
Salam damai Indonesiaku menyongsong sang fajar. Anak-anak elang terbang tinggi, belajar kesabaran dari induknya. Jangan rebut kedaulatan hidup negeriku. Di sini tanah lahir beta. Tanah prosa para leluhur. Tanah pahlawan kami. Takkan surut langkah 'Merah Putih', sedetikpun, demi menjagamu, negeriku.
***
Jakarta Kompasiana, November 29, 2023.
Salam cinta NKRI-Pancasila.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H