Pengantar:
Puisi anti korupsi.
Semoga di era Indonesia berkelanjutan
kelak, tak ada lagi oknum koruptor
gigantik, bersemayam dalam gelap,
lantas sirna ditelan waktu.
***
1/
Alangkah indahnya
barisan berseragam sekolah
Kekasih jiwa menyala
Benih bertumbuh negeri bersyair
Mengibarkan Sang Dwiwarna.
"Tetaplah menjadi patriot sejati
berseragam sekolahmu, tak terukur
oleh apapun. Ibu Pertiwi, senantiasa
menjagamu, anandaku ..."
Rangkaian doa mengangkasa
dalam kasih terputih
Cermin bening barisan pelajar
mata air negeri Khatulistiwa.
2/
Sebulir padi kehidupan cakrawala
fajar kembali senja sebagaimana pula
sebaliknya matahari menuju rembulan
menggubah malam menjadi siang
bolak-balik di ranah waktu.
Ketika awal menjadi akhir kumparan
lalu putaran sebaliknya terbalik, maka
siklus ketentuan milik awal mula
belum tentu akhir dari sebaliknya,
terbolak-balik simpang siur lantas
kusut masai.
Sebab utama dari hal-hal macam itu
barangkali akibat melupakan perilaku
kebaikan, hingga mencapai keasaman
melambung kekenyangan, kooperatif
atas nama memabukan menjual diri
pada katarsis adiktif.
3/
Topeng-topeng berubah rupa menjadi
palu-palu beterbangan mencari majikan
tengah bergoyang-goyang menjilat serbuk
gula-gula asoi geboy, melenggang
mengadili diri sendiri, lantas ketakutan
kehilangan keahlian tak mampu meninjau
putusan, sebab diri terlanjur menjadi
pelacur kembang racun.
Tak mampu membedakan kosa kata
sebulir padi atau sebulir gabah,
serentak membuncit hedonisme diri
berlomba ketamakan.
Para tuyul girang bukan main
menari-nari, ketika permainan dadu
palu-palu iblis memaku memecah
kepala tuan pandir koruptor gigantik
oknum hitam menelan hak-hak publik,
tak mampu membaca taklimat adendum.
"Ya Allah, terima kasih. Engkau jadikan
hamba sebulir padi. Engkaulah kekasih
pelindung negeri kami. Pelaku korupsi
gigantik semoga senantiasa terungkap
di langit negeriku. Amin ..."
***
Jakarta Kompasiana, September 8, 2023.
Salam Kasih Sayang Indonesia Pancasila Tanah Airku
Catatan:
Bahasa gaul; asoy geboy, kurang lebih artinya; asyik-masyuk.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H