Matamu mengerling. Aduhai deh ...
Aku mencintaimu? Percaya deh ...
Aku? Tidak mencintaimu
Kok gitu sih, kau cium keningku
kemarin di warung nasi liwet
Oh, itu. Memberimu tanda cinta
karena nasi liwetnya enak seperti
masakan ibuku
Jadi? Aku ini siapa?
Kamu permaisuri di hatiku
Peluk
Ogah. Gendong belakang aja ya
Ogah. Nanti aku jadi belalang
Gendong depan ya
Ogah. Nanti aku jadi kupu-kupu
Jadi, maumu apa?
Selalu ada di hatimu
Hatiku jadi berat dong
Biarin.
**
Aku, tak ingin seperti daun
di pepohonan itu, gugur ditiup angin
bergelimpangan, kering terpanggang matahari
sedih kan?
Itu, takdir alami. Seperti aku
memeluk bahumu sekarang.
**
Menghitung bintang tak mungkin,
secepat kalkulator menghitung
jumlah cintamu
Juga tak mungkin, menghitung
jumlah gerimis musim kemarau,
karena cinta bukan kalkulasi
untung rugi.
**
Seneng deh mengamati panorama
petang di garis pantai, terlihat jelas
kurva horizon lingkaran bumi
universal
Ya, seperti bola matamu,
membulat, melotot kalau cemburu.
**
Kenapa cinta selalu hadir
ketika perasaan merasa bertaut
Mungkin itu kehendak
asa terbit fajar berganti sore.
**
Berbincang tentang cinta
bagai tak berujung,
seluas langit kasih
Ya, karena hukum Ilahi
ada menyertainya
tulus ...
**
Ketika awal mula aku
memandang lanskap cintamu
belum terlihat. Namun
ketika melihatmu, agak
menyamping ke kanan, atau
ke kiri, memancar aura bening
berkilau cintamu. Benar,
cinta tak serupa hitungan
matematis.
**
Apakah cinta setulus
kasih ibu? Apakah cinta
sekuat ayah menyayangi ibu
Sejak aku dilahirkan hingga kini,
tak pernah mampu, aku,
mencatatnya.
**
Kata ibu, suara tangisku
seperti halilintar bersahutan
Lantas, ayah memberi nama,
semirip julukan badai, membuat
awan hujan kumulus
berpindah-pindah menjadi
gelegar geledek
Begitu ceritanya.
**
Pulanglah sebelum petang
Esok masih banyak layang-layang
Itu pesan ibu,
kalau aku pulang selewat petang.
**
Menulis kata, saya berjanji
tidak bolos lagi, seribu kali
Menghormat bendera, karena
telat ikut upacara, lari keliling
lapangan basket, akibat terlambat
masuk. Langganan sekolah
masa remaja
Karena guruku
sayang banget.
**
Hidup, bukan misteri,
juga cinta dan kasih sayang
Hadir, di antara musim.
***
Jakarta Kompasiana, Mei 09, 2023.
Salam cinta saudaraku.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H