Usai rapat koordinasi di Markas PMI, sembari membereskan alat tulis, rekan relawan menghampiri “Mba, aku mau curhat”, sontak teman yang lainpun menimpali “Mba aku juga mau curcol nih.”
Ungkapan kedua sobat ini direspon salah satu senior dengan gurauan “relawan kok curhat”. Percakapan diatas terkesan sepele namun ada makna dalam didalamnya.
Label relawan yang identik dengan superhero, macho dan penolong menjadi salah satu faktor terkesan tabu jika relawan curhat atau minta bantuan. Pandemi ini membuat banyak individu, organisasi, institusi terpuruk, tak terkecuali relawan itu sendiri.
Penelitian menarik dilakuakan oleh Agustin dkk (2020) terhadap relawan pandemic covid di Kebumen, didapatkan gambaran psikologis relawan bencana covid-19 yaitu 68 orang (95,83%) mengalami kecemasan ringan, sebanyak 69 orang (95,83%) mengalami depresi ringan, dan sebanyak 69 orang (95,83%) mengalami stres ringan.
Gambaran di atas bisa jadi dialami hampir semua relawan terutama relawan nakes selama pandemi ini.
Tepat tanggal 10 Oktober ini kita memperingati Hari Kesehatan Jiwa Dunia, dan tema pada tahun ini adalah “Mental for All, Greater Investment-Greater Access Everyone, Everywhere”.
Tema yang menarik yaitu Kesehatan Jiwa untuk semua,Investasi lebih besar dan akses lebih luas untuk semua dan dimana saja.
Relawan adalah bagian dari komunitas yang seyogyanya juga dapat mengakses kesehatan mental secara mudah kapanpun dan di manapun. Tulisan ini bermaksud mencoba melihat lebih jauh relawan dan kesehatan mentalnya.
Bicara tentang relawan sendiri kita harus pahami dulu apa dan siapa relawan itu. Mengacu dari Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) bahwa relawan (sukarelawan) yaitu individu yang mengambil peran atau melakukan kegiatan tertentu atas motif suka dan rela.
Sedangkan padanan kata ini dalam bahasa inggris yang paling mendekati ialah “volunteer”. Dari Namanya saja kita pasti tahu bahwa aktivitas yang mereka lakukan dalam situasi bencana adalah non profit.
Mereka rela meninggalkan aktivitas kuliah, pekerjaan, keluarga, organisasi yang dinaungi berhari-hari bahkan sampai berbulan-bulan apabila bencana datang.