Mohon tunggu...
Gondo Majit
Gondo Majit Mohon Tunggu... -

Ora popo!

Selanjutnya

Tutup

Catatan Pilihan

Jodoh 2014

5 April 2014   14:33 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:03 201
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Masalahnya bukan siap atau gak siap lagi, Bro," jawab kawan saya. "Ini perjodohan yang sudah diatur. Kalau aku 'mbalela, banyak pihak yang merasa wirang dan menyulut perang. Aku pun tidak punya alasan menolak. Usiaku sudah matang, dan calon bojoku, dia jodoh yang belum tentu lain waktu bisa aku dapatkan yang seperti itu."

Jodoh? Kesalahan fatal saya dulu juga karena ilusi jodoh. Bila saja bisa memutar waktu, saya tidak akan lagi meributkan jodoh. Menikah itu tak jauh beda dengan makan, mandi, bekerja, olahraga dan kegiatan-kegiatan lainnya. Semuanya adalah usaha kita untuk memahami siapa sejatinya diri kita dan bagaiman dunia ini mempengaruhinya. Bila kita telah memegang rahasia jati diri, tidak masalah apa yang kita makan, bagaimana kita mandi, bekerja, dsb. karena tindakan-tindakan kita akan terpola menjadi rangkaian doa hingga dalam setiap urusan kita akan dipertemukan pada jodoh-jodoh urusan kita. Pernikahan adalah salah satunya.

Pernikahan saya telah gagal dalam konteks itu. Bukan salah siapa jodoh saya, tapi lebih karena dulu saya terlalu culun untuk paham tentang apa itu perjodohan, pernikahan, dan parahnya saya tidak merasa penting untuk memahaminya. Memang tidak ada kata terlambat. Hanya saja kini di saat mestinya saya bisa terbang melayang, saya masih meringkuk di semak-semak.

Sekarang saya boleh gagal, anak-anak saya tidak. Saya pertaruhkan segala yang ada pada saya untuk membawa mereka pada pemahaman sejati tentang siapa diri mereka yang sebenarnya. Ini menjadi seperti kompetisi. Dunia yang kita sebut modern ini telah merancang sistem untuk semakin mencanggihkan alat-alat hidup kita dan bersamaan dengan itu memprimitifkan hidup itu sendiri. Dalam kompetisi ini, perlu dirancang sistem yang sebaliknnya. Segera.

"Kapan sebenarnya hari H-nya?" tanya saya.

"Pokoknnya 2014 ini," jawabnya. "April, Mei, Juni ... sekitar itu."

"Kok nengah-nengahi Pemilu?"

"Lho, kan ... kita tadi ngomongin apa to?"[]

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun