Gerombolan Banteng Gemblung sedang kumpul kongkow2.... yg terpaksa dilaksanakan di halaman rumah. Maklum bro, ekonomi sedang sulit. Roda ekonomi mereka yg digerakkan oleh kongkalingkong itu sedang terseok-seok kena sudden brake Jokowi dan diganjal Ahok. Boro-boro ngomongin profit... modal nyaleg aja belum BEP padahal itu duit dapet ngutang. Mereka berani investasi gila-gilaan agar terpilih jadi anggota legislatif sampai banyak yg gila beneran. Mereka berharap setidaknya bisa seperti anggota dewan yg lalu seperti Nasarudin, Anas atau Sutan Batugana. Syukur2 bisa duduk di banggar.
Tetapi harapan tinggal harapan. Prediksi ekonomi mereka meleset jauh banget. Rasio modal dengan keuntungan membuat mereka kehilangan Rasionya hahaha... Dua tahun berlalu, musim kemarau panjang berubah menjadi musim paceklik... Banyak yg harus beradaptasi merubah gaya hidupnya. Mereka yg biasanya hangout di lounge mewah sambil menyeruput wine atau Chivas Regal, sekarang terpaksa kongkow di teras rumah sambil menyeruput Tuak sampai kembung... trus marah2 gara2 bir :
"Siapa yg beli bir ini?" hardiknya sambil membanting kaleng bir itu
"Kalian tau tidak, kita terpaksa mabuk tuak ini gegara Ahok"
"Kenapa kalian malah beli birnya si Ahok ini!!!"
"Maaf Lay abang ngaku salah. Dan Abang bersumpah si Bedebah itu tidak akan jadi gubernur lagi."
"Bagus. Tapi bagaimana caranya? tanyanya dengan penuh harap
"Gini lay Itu kambing abang kita kasih bedak lalu kita adu sama si Bedebah. Dijamin terkapar dia" katanya sempoyongan
"Sip bang ayo kita bedakin!!!"
"Hah bang kenapa kambingnya menggonggong?"
"Ah...mabok kali... namanya juga Kambing Kota lay"
"Dasar kambing kota!!!!" umpatnya sambil mengayunkan bogemnya yg ditaburi akik yg bertaburan itu ke mukanya.
Entah berapa kali dia mengayunkan bogemnya karena saya pun tidak sanggup melihatnya... apalagi menghitungnya
Paginya dia membuat konperensi pers mengumumkan batal mengusung kambing bedak dan selanjutnya akan meremas dan mengusung calon misterius berbalut bikini hitam dari Depok. Remas aku ya.
Waduh tuaknya sudah habis bro. Sekian dulu ya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H