Kecamatan Gondanglegi yang berada di Kabupaten Malang merupakan salah satu daerah yang memiliki banyak mahasiswa pendatang. Guna menggali potensi beberapa desa yang ada di dalamnya, beberapa kelompok mahasiswa dengan merata dikerahkan oleh Universitas Brawijaya dalam rangka untuk membangun desa seperti, mengatasi masalah dan mengoptimalkan kebudayaan serta kesejahteraan desa.
Kelompok mahasiswa yang bertugas dibentuk dalam beberapa kelompok yang dibagi secara merata dan disebut MMD atau Mahasiswa Membangun Desa. Pada Kecamatan Gondanglegi terdapat beberapa desa yang salah satunya adalah Gondanglegi Wetan. Desa Gondanglegi Wetan merupakan desa yang sudah terbilang maju dan menuju desa mandiri, maka dari itu kami dari Tim MMD Kelompok 97 yang bertempatan di Desa ini merasa sangat terbantu dan dimudahkan akan ketertiban Desa Gondanglegi Wetan.
Desa Gondanglegi Wetan merupakan Desa dalam Kecamatan Gondanglegi, maka seluruh potensi kebudayaan yang ada pada Kecamatan Gondanglegi akan diikuti secara serempak oleh warga dari Desa Gondanglegi Wetan. Dalam Kecamatan Gondanglegi terdapat salah seorang yang memiliki peran penting dalam terbentuknya Gondanglegi.
Masyarakat setempat biasa menyebutnya dengan “Mbah Sogol”. “Mbah Sogol” merupakan tokoh yang dihormati dikarenakan beliau adalah salah seorang pejuang bagian dari laskar perang Pangeran Diponegoro yang berpindah ke bagian timur Pulau Jawa dan menyebar ke daerah persinggahan lalu menetap dengan membuka daerah pemukiman baru, kemudian “Mbah Sogol” sampai di Gondanglegi dengan mengikuti jejak lalu mengabdi di tempat ini, serta memberikan nama tempat ini menjadi Gondanglegi yang namanya diambil dari buah Gondang yang rasanya pahit namun ketika Mbah Sogol sendiri mencobanya ternyata rasanya manis yang dalam bahasa jawanya berarti Legi dan jika digabung keduanya menjadi Gondanglegi.
Menjadi pertanyaan di sebagian masyarakat mengenai, Bagaimana keadaan dari “Mbah Sogol” sekarang? Jika sudah meninggal maka dimakamkan dimana? Bagaimana perawatan makam dan lain sebagainya? Karena itu semua agar “Mbah Sogol” tetap dikenang dan dihormati jasanya maka, dalam beberapa tahun terakhir dengan diprakarsai Komunitas Pemerhati Makam “Mbah Sogol” dengan didukung pihak pemerintah bersama masyarakat, setiap tahun diadakan Kirab berjalan dari pendopo kecamatan menuju ke Makam “Mbah Sogol” (Grebeg “Mbah Sogol”).
Semua dilaksanakan dengan suka gembira, membawa makanan yang kemudian dimakan bersama setelah selesai berdoa bersama mendoakan arwah “Mbah Sogol” dan para leluhur, khususnya para ulama’ dan tokoh Masyarakat Gondanglegi. Kemudian timbul niatan untuk memberikan penanda kalau “Mbah Sogol” adalah orang yang memberikan nama Gondanglegi, maka alangkah baiknya peringatan Kirab “Mbah Sogol” sekaligus ditingkatkan sebagai Hari Jadi Gondanglegi.
Kirab budaya ini selalu diadakan setiap tahun dan selalu meriah, pada tahun ini diikuti berbagai organisasi/paguyuban di sekitar Gondanglegi dan setiap organisasi/paguyuban membawa ciri khasnya masing-masing. Ada yang membawa tumpeng dengan atribut kebaya menggunakan warna kuning dan hijau, ada atribut kebaya yang temanya seperti zaman kesultanan
Jelas Yuni sebagai Koordinator Desa dari Kelompok MMD 97 yang juga salah satu warga lokal Desa Gondanglegi Wetan. Dengan upaya ini diharapkan agar kebudayaan yang ada pada Kecamatan Gondanglegi tetap terjaga dan dapat semakin dikenal baik lokal maupun pada kancah internasional.
Penulis: Yosefin Widya Natalie
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H