Mohon tunggu...
Menuju Presiden
Menuju Presiden Mohon Tunggu... -

Mendambakan Indonesia Kuat & Bermartabat

Selanjutnya

Tutup

Politik

"Mana Capres yang Terus Belajar & Sudah Tamat Belajar"

25 Juni 2014   18:58 Diperbarui: 18 Juni 2015   09:00 268
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Kurang Mantap dan bersemangat rasanya kalo sekarang ini ngobrol dimanapun - diwarung, di angkot, di kantor, di sekolah, di pasar bahkan di jalan- tanpa bicara tentang Pilpres, capres, Jokowi, Prabowo dll seputar pemilihan presiden yang akan diselenggarakan 9 Juli 2014.  Luar biasa memang antusiasme masyarakat dalam pilpres kali ini.  Memang tidak bisa disangkal 2 kubu ini -Jokowi & Prabowo- memang punya daya magnet yang dahsyat, semoga saja pilpres bisa berjalan lancar dan mendapatkan Presiden yang menjadi idaman rakyat Indonesia.

Saya ingin membahas "Mana diantara 2 Capres ini yang sudah siap untuk memimpin Indonesia 5 tahun ke depan dari sudut pembelajaran".  Harapan saya tulisan dapat jadi pelajaran bagi kita semua dalam menentukan pilihan yang tepat untuk Presiden RI 2014 - 2019.

JOKOWI >>> adalah sosok fenomenal, 5-10 tahun yang lalu dia bukanlah siapa2.  Hanya orang biasa, pengusaha biasa, walikota biasa dll yang biasa orang lakukan.  Tapi ternyata pribadi yang biasa ini - termasuk dalam bertindak, berpakaian dan cara bicaranya yang biasa ini – telah membuat dia menjadi orang yang "SUPER HEBAT".  Dia diidolakan orang, disambut oleh ribuan orang dimanapun berada, dielu-elukan dan dianggap "selalu benar" dalam segala tindakannya.  Pemikiran dan ucapannya selalu dibela oleh para pendukungnya.Hal yang fenomenal atau “popularitas” ini tidak dia dapatkan dengan mudah.Popularitas ini Jokowi dapatkan karena dia mau TERUS untuk BELAJAR, BELAJAR dan BELAJAR.  Dia tidak sungkan-sungkan untuk merubah pakaiannya, gayanya, senyumnya, perkataannya, pidatonya dll, atas saran dari para kolega, trainer maupun konsultannya.  Maka tampak sangat jelas Perubahan pada diri Jokowi dalam waktu yang sangat singkat.  Dari seorang yang sangat tegang ketika pidato penentuan nomor capres, berdiri kaku tanpa senyum ketika deklarasi damai, debat pertama yang masih didominasi JK  sampai dengan dia begitu nyaman ketika di debat kedua dan ketiga.  Coba kita perhatikan perubahan apa lagi yang akan dilakukan pada debat Capres yang terakhir.

JOKOWI >>> juga orang yang berani praktek langsung diantara proses belajar yang dia lakukan.Sebagai contoh: Ketika ada informasi tentang ketidak kemampuan dia dalam bacaan sholat, dia dengan cepat merespon dengan menunjukkan dia sholat dimana-mana, bahkan dia bisa menjadi imam sholat.Tidak hanya sholat sirr (tidak bersuara keras seperti sholat dhuhur dan ashar), tapi juga dia berani menjadi imam sholat jahr (suara dikeraskan) seperti sholat maghrib ditempat-tempat umum.Jokowi berpikir dan bertindak simple, apa sih susahnya jadi imam sholat? Cukup berdiri didepan orang, membaca bacaan sholat dan orang lain akan mengikutinya (mungkin itu yang dia katakan dalam pikirannya).Dia berpikir Tidak ada dampak/ efek apapun dalam hal keimaman dia.Toh sholat-sholat juga, makmum juga ikut tidak ada yang protes. Yang penting menunjukkan bahwa jokowi bisa jadi imam sholat (meskipun tidak berkualitas karena banyak bacaan sholatnya yang salah).

Sementara itu…

PRABOWO >>> adalah sosok fenomenal lebih dari 10 tahun yang lalu.Dia dilahirkan dari orang tua yang merupakan Tokoh Nasional (Prof Sumitro), menjadi Menantu Presiden Suharto, menjadi Danjen Kopassus, Pangkostrad, dan prestasi lainnya (memimpin ekspedisi Indonesia ke puncak tertinggi dunia Mount Everest dll).Prabowo seorang jenderal yang sudah matang di medan tempur, ilmu dan pengalaman hidupnya yang tersingkirkan dalam karir, rumah tanggadll menjadikan dia sosok yang tenang, tegas, berani, apa adanya dan tidak dibuat-buat.Sejak remaja, menjadi seorang perwira tentara, menjadi jenderal, berhenti dari jenderal, menjadi ketua HKTI, mendirikan Gerindra, sampai dengan mencalonkan diri sebagai presiden RI 2014, gayanya, cara bicaranya, tindak tanduknya, cara berpakaiannya, dan tampilannya tetap dan tidak terjadi perubahan.Konsisten tanpa perlu diajari lagi, bahkan ketika debat presiden banyak hal yang disiapkan/dipelajari/diarahkan oleh tim penasehat/konsultannya dia improvisasi sesuai dengan keadaan dipanggung debat.Maka dia tidak sungkan-sungkan untuk mendukung program jokowi yang memang sama dengan program prabowo, padahal tim penasehat menyarankan jangan pernah setuju dengan pendapat Jokowi. Tanpak kemandirian Prabowo sebagai sosok yang sudah cukup makan asam garam, berani ambil inisiatif sendiri yang justru menambah kearifan dan kelogowan dia.

PRABOWO >>> merupakan sosok pemimpin yang mau bertanggung jawab penuh dari apa yang dipimpinnya.Ketika kasus HAM yang menyeret anak buahnya di Koppasus, dia secara jantan bertanggung jawab terhadap kesalahan yang dilakukan anak buahnya.Dia berprinsip anak buah tidak pernah salah, yang salah adalah komandannya.Makanya ketika dia menerima amanah yang lebih tinggi waktu diangkat menjadi Pangkostrad dia tidak gembira karena tanggung jawab dia tambah berat harus bisa “menghidupi”/mensejahterakan anak buahnya yang jumlahnya lebih besar dari pada ketika di Koppasus.Prabowo tahu betul, dari ilmu (yang sudah tamat dia pelajari) dan pengalaman hidupnya telah mengajarkan kepada dia bahwa amanah pimpinan yang dia emban sangat berefek pada tanggung jawab yang besar untuk dapat mensejahterakan bawahannya.

Dari gambaran di atas, telah tampak jelas mana Calon presiden yang terus belajar dan mana calon presiden yang telah tamat belajar.Tentu kita tidak ingin Negeri yang besar, kaya dan luas ini di pimpin oleh orang yang masih terus belajar.Terlalu besar resiko yang akan ditanggung negeri yang berpenduduk lebih dari 250 juta ini.

Saya ingin menggaris bawahi dengan memberi gambaran yang sederhana, dari kejadian imam sholat berikut ini:

Kalo coba-coba menjadi imam sholat , jika imam salah maka efeknya sholat berjamaah jadi tidak sah/ tidak sempurna atau dengan kata lain “Hancur sholat jamaah kita jika dipimpin oleh imam yang tidak sempurna bacaan sholatnya”, tapi kalo coba-coba menjadi Presiden RI yang besar ini tanpa tahu efek dan resiko yang dihadapi (sementara masih dalam taraf terus belajar) bisa kacau dan bisa hancur Negeri ini.Mudah-mudahan hal ini tidak terjadi, aamiin

Semoga tulisan ini bermanfaat.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun