Sampah memang masalah utama setelah kemacetan, polusi udara, hingga pencemaran lingkungan yang disebabkan  oleh limbah pabrik di negara  kita tercinta ini. Banjir di kota-kota besar yang disebabkan oleh sampah sangat merugikan bagi masyarakat di karenakan aktivitas yang terganggu , harta benda yang rusak dan  hilang.
Pemerintah, organisasi cinta lingkungan hidup, maupun secara perorangan sudah sering mensosialisasikan buang lah sampah pada tempat nya tetapi masih banyak masyarakat yang mengabaikan nya, suatu hari saya pernah melihat lahan pertanian yang terdapat pesan sang pemilik lahan tersebut yang bertuliskan "TUHAN CABUT LAH NYAWA ORANG YANG MEMBUANG SAMPAH DI SUNGAI INI" memang di lahan itu sangat banyak sampah.
Cerita berawal dari seorang anak jalanan yang bernama DEAN ,anak ini berumur 15
tahun ia tinggal di lingkungan yang kumuh  bersama ayah, ibu beserta ABANG nya yang bernama DION.
Ayah nya DEAN bekerja hanya sebagai pemulung sehingga DEAN bersama Abang nya juga berkerja sebagai tukang semir sepatu untuk membantu  perekonomian keluarganya.
DEAN dan Abang nya bekerja  sampai larut malam, penghasilan mereka dalam 1 hari 200.000 ribu  dan uang hasil kerja keras mereka di berikan kepada ibu nya
Begitulah aktivitas sehari-hari dari keluarga itu sampai suatu hari dimana ayah terpaksa tidak meneruskan pekerjaan nya sebagai pemulung dikarena kan ayah nya mengalami batuk darah , sehingga DEAN bersama Abang yang menggantikan sebagai pemulung setelah selesai memulung di sore hari mereka lanjut sebagai pengamen dan tukang semir sepatu.
SI DEAN bersama Abang nya sangat bersemangat membantu kedua orang tua nya itu mereka memulung di tempat lapangan sepak bola, universitas, hingga lampu merah.
Setiap kali mereka memulung Abang heran melihat tingkah laku dari adik nya itu karena SI DEAN memungut barang seperti permen karet dan sepatu yang tidak layak pakai dari pemain sepak bola di lapangan , puntung rokok dan pulpen yang tidak memiliki tinta di kampus, Â sendal jepit pengamen yang sudah putus yang tidak memiliki tali
Abang nya memarahi adik nya itu karena memungut barang-barang yang tidak berguna, DEAN menghiraukan perkataan Abang nya dan tetap mengumpul barang-barang itu dan terus memungut barang untuk dijual
Lima tahun telah berlalu kini DEAN tumbuh menjadi dewasa ayah nya sudah meninggal  dan DEAN bersama Abang tetap bekerja sebagai pemulung
DEAN saat memulung tanpa sengaja melihat toko televisi dimana toko tersebut menayangkan acara pelelangan yang di hadiri orang-orang kaya setelah melihat iklan tersebut DEAN lari yang sangat kencang segera kembali kerumahnya dan tampak dari wajah nya dia sangat senang dimana tingkah nya si DEAN membuat keluarga kecil itu bingung melihat nya. Dean dengan semangat mengajak Abang kemudian membawa barang yang sudah lama dikumpulkan ke acara pelelangan tersebut
Abang nya mengatakan adik nya itu sudah gila dan menyuruh nya dia saja yang pergi kesana tanpa rasa malu dia mendatangi tempat pelelangan itu dan ingin melelang barang-barang nya itu , DEAN di tertawai di acara pelelangan itu dan dengan lantang
DEAN mengatakan barang-barang yang saya bawa ini adalah barang-barang  orang penting yang memiliki permen karet dan sepatu bola yang rusak ini adalah pemain sepak bola termahal,yang memiliki sendal jepit ini adalah penyanyi terkenal, yang memiliki pulpen yang habis tinta nya adalah presiden.Â
Mereka yang menghadiri dan menonton acara pelelangan itu tertawa melihat tingkah pemuda itu lalu pihak keamanan pun bertindak ingin menyeret DEAN keluar dari ruangan itu ,tiba-tiba suara telepon dari pembawa acara itu bunyi dan yang menelpon itu ternyata presiden, penyanyi terkenal di dunia, dan pemain sepak bola terkenal di dunia mengatakan bahwa memang benar itu milik mereka.
Kemudian barang-barang milik DEAN itu dengan harga mahal di lelang DEAN tersenyum bahagia keluarga mereka pun bebas dari lingkaran kemiskinan.
Nah untuk itu sobat mocelo coba terapkan kegiatan seperti DEAN mana tau sobat memiliki nasib yang sama , pesan terakhir jika sobat tidak dapat membersihkan lingkungan sekitar kita setidak nya jangan mengotori nya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H