Mohon tunggu...
I.G. Jali
I.G. Jali Mohon Tunggu... Guru - penikmat nasi goreng, literasi, dan kopi

jika tak mampu nambah pemasukan, kendalikan pengeluaran

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Berkah Perundungan?

17 November 2024   09:09 Diperbarui: 17 November 2024   09:10 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Rasulullah Saw adalah sosok yang luar biasa dalam sejarah. Sejak beliau menganggap diri sebagai utusan Allah, perjalanan hidupnya dipenuhi berbagai rintangan, cemoohan, dan bahkan persekusi. Bayangkan bagaimana rasanya bagi beliau saat banyak orang di sekitarnya mengejek dan meragukan misi mulianya. Namun, di tengah semua itu, Rasulullah menunjukkan ketulusan dan kebaikan hati yang tak terhingga, tak terpengaruh oleh kebencian yang dilontarkan padanya. Justru, sikap positif dan perbuatan baiknya membuat namanya semakin dikenal, tidak hanya oleh masyarakatnya, tapi juga oleh orang-orang dari berbagai belahan dunia hingga saat ini.

Hal ini mengajak kita untuk merenungkan: tanpa adanya tantangan dan ujian yang dihadapi Rasulullah, bisakah Islam menyebar dengan cara yang sama? Kata-kata dan ajarannya mungkin tidak akan sedalam dan sekuat seperti kita kenal sekarang. Setiap kesulitan yang beliau hadapi sebenarnya menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Ini yang menciptakan generasi penerus yang berani dan siap memperjuangkan kebenaran.

Seringkali, kita terjebak dalam pemikiran negatif ketika menghadapi perundungan atau penolakan. Namun, coba kita lihat dari sudut pandang yang berbeda: apakah mungkin ada peluang untuk tumbuh dari pengalaman-pengalaman sulit itu? Seperti halnya perdebatan tentang 'telur dan ayam' yang bisa membuat kita terjebak dalam konflik, sebenarnya itu menunjukkan betapa pentingnya sikap mental yang kuat. Duka dan tantangan yang kita alami bisa kita ubah menjadi kesempatan untuk belajar dan berkembang.

Ingatlah, bahwa meskipun kadang kita merasa terjebak atau terluka oleh kata-kata orang lain, kita bisa bertransformasi dari 'kotoran' yang dilemparkan, menjadi pribadi yang lebih matang dan bijaksana. Setiap ujian adalah karakter yang ditawarkan kehidupan untuk kita sambut. Melalui semua ini, sikap mental yang positif dan harapan yang diberikan Tuhan akan membantu kita menjalani kehidupan ini dengan lebih bermakna. Tentu saja, hidup ini penuh dengan berbagai masalah dan ketidakpastian, namun dengan keberanian serta keteguhan hati, kita bisa melalui semua itu dan menemukan kekuatan dalam diri kita.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun