Dari cerita tersebut, saya mendapat gambaran bahwa mereka yang berada di bawah, dari sikap skeptis sekarang malah menuju menjadi arah pesimistis. Tentu hal ini akan berdampak buruk pada moral dan karakter bangsa ini. Mereka menggambarkan bahwa setelah kejadian ini, tidak ada lagi air yang segar untuk diminum. Semua hanya air kotor yang bercampur dengan lumpur-lumpur yang tidak jelas darimana asalnya.
Kita tidak tahu lagi harus ke mana mencari yang namanya 'justice'.Apakah keadilan itu benar-benar mahal? Hal yang patut dipertanyaakan adalah, Bagaimana dengan semua keputusan-keputusan yang telah lahir dari semua lembaga negara kita. Apakah semua itu sudah tercemari oleh bibit suap-menyuap? Terus apakah kita ini hidup dalam suatu hukum pengaturan yang dilakukan oleh sekelompok orang yang mengendalikan sistem pemerintahan? Ketika 'Wakil Tuhan' terjangkit korupsi, Apakah Tuhan akan membiarkan semua ini? Tidakkah tuhan itu menjadi sumber atau panutan bagi semua orang untuk menjalankan perintahnya? Termasuk perintah Korupsi?
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H