Kritis memang harus diperlukan dalam kehidupan saat ini. Dalam era yang penuh dengan informasi atau berita digital saat ini memang menumbuhkan jiwa kritis sangatlah mudah. Khsusunya ketika kita membaca sebuah berita dan langsung menanggapi berita itu meski berita tersebut belum jelas kebenaranya.
Dalam era digital saat ini dapat membagi dalam beberap tipe . Pertama adalah tiep keaslian Digital yang sebenarnya dimana dalam era ini hampir semua remaja sudah bisa menggunakan Internet dalam kemajuan kehidupan. Mereka sudah bisa mengklik, mendrag dan kapan harus, copy paste dan menggabungkan sesuatu yang bersifat digital dengan menarik. Mereka bisa mengedit foto dengan mudah meski hanya dengan smartphone sederhana. Era digital telah membuat banyak orang terpana akan hal tersebut.
Kedua adalah era kenaifan digital ketika semua kita mempercayai sebuah berita yang masih belum jelas kebenarannya sehingga langsung memvonis seolah berita tersebut benar. Di era kecanggihan digital sekarang orang mudah untuk mensharingkan sesuatu, memposting sesuatu dan mendistribusikan informasi secara online. Sayangnya kebanyakan informasi dibuat hanya untuk meninggatkan rating meski informasi tersebut masih belum benar.
Kita dan anak -anak kita mengalami tantangan dalam era sekarang. Era digital saat ini merubah semua tanpa batas ruang, waktu dan tempat. Apa yang mereka dapatkan kadang-kadang tanpa mengkaji karena menganggap apa yang didapat dari media digital itulah kebenaran.
Patut kita sadari khususnya kita sebagai guru memberikan pendampingan dan nasehat nasehat kepada siswa dan orang-orang disekitar kita dalam menanggapi sebuah informasi yangn kita dapatkan dari dunia maya. Disinilah kritis itu dipakai dalam menanggapi sebuah berita dimulai dengan mengkaji dan mencari tau lebih dalam apakah informasi yang kita dapatkan dari satu pihak atau berbagai pihak serta mencari tahu lebih dalam darimana sumbernya.
Ini untuk menanggulangi maraknya berita bohong (hoax ) yang terjadi diera digital. Misalkan saja dengan mudahnya informasi seorang artis yang meninggal sehingga tanpa mencari tahu lebih dalam langsung menyebarkan informasi itu kembali. Akibatnya berita itu tersiar kepada siapapun yang menerima informasi tersebut dan memberikan informasi yang menyesatkan sehingga artis yang dikabarkan itu menjadi korban informasi palsu.
Cobalah untuk mengajak siswa kita melakukan hal-hal dan pembuktian atas apa yang mereka dapatkan dari dunia digital tersebut. Beberapa langkah misalnya :
- konteks berita nya dicari tahu lebih mendalam.
- kualitas sumber dari yang memberitakan bagaimana.
- verifikasi berita tersebut dengan media pemberitaan lain.
- cari dokumentasi dari berita tersebut misalkan gambar, video dsb.
- mengajarkan mereka untuk berlaku adil meskipun berita itu benar atau tidak menghakimi kebenaran berita tersut atas apa yang diberitakan.
Pendidikan abad 21 yang serba digital membuat kita dan anak didik kita tidak bisa membendung informasi yang masuk. Cara terbaik adalah mengajarkan dia mengkritisi berita atau informasi yang dia dapatkan dengan cara pembuktian dengan tahapan-tahapan yang sudah kita ajarkan. Menjadikan mereka sadar untuk tidak langsung menjustifikasi adalah cara terbaik dalam memantau perkembangan informasi yang semakin cepat dan kadang merugikan. Anak kita perlu dibantu untuk hal ini karena jika anak kita tidak siap maka tumbuhlah orang-orang yang bicara tanpa argumen yang ada buktinya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H