Mohon tunggu...
goendoel jerink
goendoel jerink Mohon Tunggu... -

yang jelas batu tidak akn pernah sama bentuknya tapi sama2 batu, saya tidak sama dngan anda, tapi kita tetap saudara!

Selanjutnya

Tutup

Politik

Orasi!!! Tulisi baju tahanan korupsi dengan tulisan" Saya Seorang Koruptor Andjienk!"

21 Desember 2011   13:15 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:56 771
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tak henti-hentinya tanah yang kita diami ini bergejolak, tak henti-hentinya masyarakat kita ini mendengar berbagai macam kasus yang mengindikasikan bahwa pemerintahan sekarang ini sedang terjangkit penyakit. bukan sekedar penyakit flu, bukan sekedar penyakit radang atau tipus, bukan pula penyakit demam berdarah, namun lebih parah dari itu semua. Pemerintah ini telah terjangkit penyakit korup dan hukum yang kacau bak HIV/AIDS yang merongrong tubuh negara kita menyerang sistem pertahanan dari rakyat kita memporak-porandakan tubuh masyarakat kita. Membuat derita bagi rakyat kecil!

Korupsi di tanah Ibu Pertiwi ini  seperti pohon beringin raksasa yang telah mengakar menjalar hingga perut bumi, tumbuh besar di pemerintahan negeri kita tercinta. Sulit sekali menebang pohon ini, satu kali di tebang, akar yang masih tertinggal akan tumbuh dan tumbuh lagi menjadi banyak cabang. Seakan gergaji mesin KPK lelah menebang dan menebang pohon korupsi di negara ini, tapi selagi ada bahan bakar semangat rakyat untuk memberantas korupsi, Gergaji KPK  tidak akan dan tidak boleh berhenti membabat korupsi di negri kita tercinta ini.

Kasus demi Kasus terus berulang, terus terungkap. Namun sepertinya tak ada efek jera bagi koruptor dan Bagi pejabat kita yang korupsi atau berniat ingin korupsi. Efek jera tidak akan di timbulkan jika hukuman seorang koruptor sangat ringan seringan kerupuk, berbeda dengan hukuman bagi mereka yang " maling ayam".  Hukuman bagi para kopruptor di negeri kita ini seperti menghukum anak kecil yang nakal dan hanya di jewer kupingnya saja. Ya, hukuman yang sangat ringan!

Belum lagi dalam menjalani masa hukuman, koruptor bisa mendapatkan fasilitas layaknya berada di hotel bintang 5, sel yang ber AC, di lengkapi dengan tempat tidur yang empuk, tv, bahkan tersedia alat untuk berkomunikasi, atau bahkan mereka bisa berlibur sejenak dari sel yang mereka diami. Sungguh ironis sekali, sangat bertolak belakang jika dibandingkan dengan sel "si maling ayam" yang sangat kumuh dan memang benar-benar seperti rumah untuk memberi efek jera!

Rakyat melihat ini, Rakyat mendengar ini, dan rakyat juga bisa menilai kengerian di negara ini. Sistem pemerintah kita memang sangat parah. Hukuman sudah bisa di perjual belikan, dimana ada uang disitulah yang menang, itulah semboyan yang ada dalam negara ini sekarang! Dan koruptor nampaknya sudah menjadi pekerjaan yang bebas hukum nampaknya, sebab hukuman yang di beri sungguh sangat tidak sebanding dengan kerugian yang diakibatkan. Seharusnya koruptor itu dihukum seumur hidup, atau bahkan dihukum mati. Ya, hukuman seumur hidup sungguh sangat tepat sekali apalagi jika hukuman mati!

Namun semua itu nampaknya sulit sekali di terapkan di negara kita ini. Tetapi kita sebagai rakyat yang baik haruslah selalu berjuang melawan dan memberantas serta menolak kepada korupsi. Pernah terbesit di kepala saya untuk membuat baju tahanan khusus koruptor dengan bertuliskan kata " Saya seorang koruptor andjienk" di depan dan belakang baju tahanan tersebut. Selain sebagai pemberi efek malu, baju itu khusus di kenakan untuk koruptor yang memang sudah kelewatan tidak punya rasa malu dan takut hukum. Selain itu bisa juga di tambahkan kata-kata sumpah serapah dan caci maki.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun