Mohon tunggu...
Desi Maryati
Desi Maryati Mohon Tunggu... -

Ordinary people

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Air Mata Itu Kering setelah 1 tahun

7 September 2012   11:01 Diperbarui: 25 Juni 2015   00:48 219
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Hampir setengah jam Rayana menunggu bis yang biasa mengantarnya pulang, sementara waktu sudah menunjukkan 18.20 yang artinya kemungkinan besar memang tidak akan ada bis lagi yang bisa ia tumpangi. Akhirnya, Rayanapun memutuskan untuk berjalan sedikit menjauhi halte untuk kemudian menuju halte selanjutnya yang kebetulan memang tidak terlalu jauh. Sebelum sampai ke Halte itu, Rayana berjalan melewati sebuah cafe yang lekat dalam ingatannya, cafe tempatnya dulu bersama Almarhum kekasihnya sering menghabiskan malam minggu bersama. Rayana menghela nafasnya dalam-dalam meskipun sebenarnya tidak terasa sesak, sejenak iapun memejamkan matanya. Nafasnya terasa semakin berat. Entah kenapa akhir2 ini pikiranya sering dipenuhi ingatan akan Almarhum kekasihnya itu.

Langkah Rayana tiba-tiba terhenti didekat pintu keluar parkir sebuah rumah sakit besar, mengedip-ngedipkan matanya seakan ia melihat sesuatu yang memang btuh untuk dilihat seksama, harus berulang-ulang. Berlari ia hingga hampir terjatuh, namun mobilnya sudah melesat meninggalkan dya tanpa menunggunya. Seseorang, yah seseorang yang ia kenal. Tapi siapa?sosok itu sangat ia kenal, tak mungkin penglihatannya salah meskipun hanya sekilas. Rayanapun memutuskan untuk tidak menuju halte. Ia memutuskan untuk duduk terlebih dahulu Raebuah kios pinggir jalan Raeberang pintu keluar parkiran Rumah Sakit itu. Ia memesan sebotol air mineral, dan tentu saja permen seperti biasanya kalau sedang merasa tidak keruan.

1Bulan kemudian

"Ra, kamu ke Gramedia yah, temani Ibu siang ini,,kekantor jam berapa kamu?" suara istri bosnya terdengar lembut sekali diseberang sana.

"ARa sampe kantor paling jam 4an bu, baru mau jalan niy. sekitar jam 5an lah bisanya, soalnya ARa mau ada briefing dulu sama anak2 soal besok bu, gapapa kan?"

"Ok, nanti Pa Min jemput kamu ya,,"

"siap bu boss,,," sahut Rayana seperti biasanya, ceria.

Sesampai dikantor, Rayana memberikan pengarahan dulu kepada anak buahnya untuk visiting yang rutin dilakukan kantornya ke klien-klien diakhir bulan. Rayana juga memberikan persetujuan apa2 saja yang bisa didapatkan oleh anak buahnya, baik itu fasilitas maupun akomodasi untuk menuju daerah klien masing2 timnya. Maklumlah, Rayana berkerja disebuah Perusahaan Akuntan Publik yang setiap jangka waktu tertentu memang sering mengadakan kunjungan2 guna mengumpulkan data-data keuangan perusahaan kliennya.

"Baiklah, semoga semuanya sukses, sampai ditempat tujuan dengan selamat dan kembali dengan membawa diri kalian utuh serta laporan yang dibutuhkan dengan tepat. c u next week, be carefull n dont forget to pray all. Wassalamu'alaikum warrahmatullahi wabarakaatuh,," tutup Rayana selesai pengarahan.

"sore Pa Min, Ibu menunggu dimana?" sapa Rayana begitu memasuki mobil bosnya yang ternyata hanya ada sopirnya saja.

"Ibu bilang beliau tidak jadi non, soalnya Bapa mendadak ngedrop lagi, tapi ibu titip ini buat Non Rayana," Pa Min menyodorkan sebuah amploop yang Rayana tahu betul apa isinya, paling-paling daftar buku yang harus dibeli serta sejumlah uang atau kartu kredit milik bosnya itu. Rayana hanya tersenyum sambil menganggukan kepala kearah kaca spion depan tanda Pa Min boleh menyalakan mesin mobilnya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun