Mohon tunggu...
Ade Lanuari
Ade Lanuari Mohon Tunggu... -

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Budaya Kerokan "BalsemLang", Suatu Tradisi Yang Tak Lekang Oleh Zaman

25 November 2017   18:44 Diperbarui: 25 November 2017   18:53 471
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Evolusi Pengobatan Tradisional ke Pengobatan Modern

            Banyak orang yang berkata: "Saat ini, kita semua berada di era modern." Tentunya semua serba praktis, instant, cepat, hemat dan murah. Era modern ini ada, berkat peran ilmu pengetahuan yang terus berputar mengiringi segala kebutuhan manusia untuk menghasilkan suatu perubahan dalam bentuk sosial, dan budaya. Perubahan merupakan hal yang natural dan alami. Semua hal cenderung berubah, dan salah satunya adalah tradisi pengobatan antara dulu dan sekarang.

            Apabila kita mendengar cerita-cerita orang tua di masa lalu, tentunya ada hal-hal unik yang tidak kita jumpai saat ini. Semisal di era 50-an. Lima tahun setelah Indonesia merdeka tentunya banyak hal yang perlu dibenahi oleh para pejabat di negeri ini, beberapa hal diantaranya yaitu: fasilitas pengobatan modern yang belum layak, belum tersedianya rumah sakit secara memadai, dan biaya pengobatan medis dirasa kurang terjangkau oleh masyarakat, sehingga masyarakat saat itu cenderung memilih pengobatan tradisional, seperti ke dukun, dan membeli obat alami.

              Dahulu, orang sakit panu tidak langsung pergi ke rumah sakit, dia akan pergi ke dukun. Saat orang berobat ke dukun, akan ada beberapa hal dikaitkan dengan sesuatu yang mistis dan berhubungan dengan makhluk ghaib, sehingga terlihat tidak masuk akal. Terkadang karena tidak masuk akal itulah, orang akan mencari alternatif lain dengan cara membeli ramuan tradisional berupa lengkuas dan bahan-bahan alami lain untuk mengobati sakitnya.

            Saat ini tentunya berbeda dengan era 50-an, perubahan masyarakat dirasa cukup signifikan. Apabila masyarakat sakit, mereka akan berbondong-bondong pergi ke rumah sakit atau puskesmas karena fasilitas telah lengkap, tanggap cepat, dan service excellentyang memadai. Kecenderungan masyarakat modern berobat ke rumah sakit merupakan hal alami dan natural. Tak dipungkiri bahwa pengobatan tradisional saat ini bukan satu-satunya pengobatan pertama yang dituju masyarakat, walaupun begitu, yang perlu ditarik benang merah disini adalah, inti dari pengobatan tradisional dan modern sama-sama ada untuk mengobati penyakit, dengan beberapa kecenderungan dan  konsekuensi yang berbeda. Masing-masing pengobatan memiliki plus minusnya sendiri dan tidak dapat dimutlakkan mana yang paling baik, karena hal itu bergantung pada faktor selera, kondisi, dan kemampuan.

            Fenomena Kerokan Masyarakat Indonesia

           Kita tentunya pernah mendengarkan kata kerokan, dan kata tersebut identik dengan salah satu pengobatan tradisional yang prosesnya dilakukan dengan cara mengerik bagian tubuh seperti punggung, dada, dan leher belakang secara berulang-ulang dengan tujuan  mendapatkan kehangatan dalam tubuh, sehingga orang yang tadinya sakit seperti masuk angin, pusing, mual, perut kembung, pilek bisa sembuh. Umumnya, proses pengerokan di Indonesia dilakukan dengan uang koin yang diberi balsem atau minyak kayu putih. Kerokan merupakan warisan turun-temurun dari nenek moyang dari suatu generasi ke generasi lain. Belum diketahui secara pasti siapa penemu pengobatan kerokan, khususnya di Indonesia.  Berdasar sejarah, pengobatan kerokan tidak hanya ada di Indonesia, tetapi terdapat pula di negara lain seperti Cina (Pinyin: gu sh), Vietnam (caogiodi), Kamboja (goh kyol). Belum diketahui pula negara mana dulu yang melestarikan pengobatan kerokan tersebut.

            Menarik dicatat, walaupun saat ini kita berada di masa modern, serba canggih dan semua diukur berdasarkan perkembangan IPTEK, pengobatan kerokan tidak tergerus ditengah arus globalisasi modern. Hal itu dapat dibuktikan apabila kita bertanya kepada orang-orang, dari generasi parents zaman old sampai generasi kids zaman nowtentang kerokan, kebanyakan dari mereka tahu tentang kerokan. Dimulai dari "apa itu kerokan," "bagian mana saja yang dikerok," "apa saja macam-macam alat untuk mengerok," dan lain sebagainya. Hal ini merupakan salah satu tanda bahwa pengobatan kerokan merupakan salah satu pengobatan yang eksis dan tak lekang oleh zaman dengan berbagai macam varian pengobatan.

            Pertanyaannya: "Mengapa masyarakat lebih memilih pengobatan kerokan dalam beberapa penyakit ringan tertentu?"

            Beberapa jawaban yang bisa dikemukakan diantaranya: Pertama, kerokan itu hemat, ekonomis, dan praktis. Kedua, berdasarkan penelitian dari Prof. Dr. dr. Didik Gunawan Tantomo, kerokan ternyata bisa meningkatkan kemesraan antara suami istri. Meningkatkan rasa percintaan, dan menumbuhkan romanstime. Ketiga, masyarakat enggan mengkonsumsi obat yang memiliki efek samping. Apabila ditelusuri lebih seksama, obat itu seperti racun. Memberi kesehatan, tapi dalam jangka waktu yang panjang membuat penyakit baru, hal ini dikarenakan ketika seseorang mengkonsumsi obat, hati akan bekerja lebih keras. Jika hal ini berlangsung lama, maka akan menyebabkan kerusakan pada hati, dan tentunya jika hati rusak, tubuh akan rentan terkena penyakit karena tidak ada lagi penetralisir racun dalam makanan. Atas dari itu, sebaiknya DikitDikitJanganMinumObat. Keempat, kerokan sudah teruji dari generasi ke generasi bisa memberikan kesehatan secara alami.   

            Sebenarnya masih banyak lagi ragam jawaban yang bisa dikemukakan dari beberapa pengalaman para pelaku kerokan yang saling berkaitan dan melengkapi, karena pengalaman kerokan antara satu orang dengan yang lain tentunya berbeda-beda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun