Nah, temenku si "A" ini tidak tahu kalau OVO points itu bisa digunakan di Tokopedia. Pada akhirnya cash back menjadi mubasir buat dia. Nah, ini bedanya antara aku dan dia. Diskusi tentang cash back ini tidak ada titik temunya dengan cepat karena kami memiliki sudut pandang yang berbeda karena pengalaman yang berbeda. Bersyukurnya dia menjelaskan mengenai "ketidakgunaan" OVO Points selama ini bagi dirinya. Jadi wajar saja dia meminta aku dan teman-temanku yang lain bayar full pesanan kami yang dititipkan ke dia.
SUDUTNYA
Aku diingatkan lagi dari "tragedi" cash back ini untuk bisa memahami dan menerima bahwa setiap orang bisa jadi tidak berada dalam sudut pandang yang sama ketika melihat situasi yang sama. Konflik hingga ekstrimnya perpecahan bisa terjadi jika perbedaan sudut pandang tidak disikapi dengan lebih bijak.
Aku diajak untuk mengingat bahwa karena aku mengasihi temanku ini, Si A dan juga teman-teman yang lain, maka aku dengan mudah bisa menyampaikan pendapatku dari sudut pandangku dan bersyukur juga dia mau menyampaikan prinsip dia dari sudut pandangnya yang berbeda dengan sudut pandangku. Jadi, kasih itu tetap harus ada dalam perbedaan pendapat sehingga mencegah agar diskusi tidak berada dalam suasana penuh emosi dan berpikir negatif yang berpotensi membawa pada satu perpecahan atau dampak negatif lainnya di masa depan. Hal sepele tapi dampak negatifnya bisa besar.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H