Ini yang menjadi tantangan bagiku serta mungkin bagi setiap orang lain bahwa dalam memilih, dalam segala kesadaran akan subyektivitas yang sudah terbangun mendarah daging, tetap membuka hati untuk benar-benar obyektif yang rasional bukan semu, sehingga pilihan yang diambil bukan sekedar pilihan yang nekat alias karena fanatisme semata namun bisa dipertanggungjawabkan dengan obyektif.
Tidak mudah namun bisa. Ini adalah opiniku hasil dari refleksiku
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!