Mohon tunggu...
Yakob Godlif Malatuny
Yakob Godlif Malatuny Mohon Tunggu... Dosen - verba volant scripta manent

Dosen dan Peneliti

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Pilihan

Ambon dan Infrastruktur Digital Kewarganegaraan

15 Juni 2019   19:03 Diperbarui: 15 Juni 2019   19:31 77
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Khusus wilayah Maluku dan Papua, hasil survey yang dilakukan Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada bulan April 2018 mencatat 2,49 persen pengguna internet dengan penetrasi 41,98 persen. Data-data di atas menunjukan pengunaan internet (terutama media sosial) hari-hari ini kian masif, dibutuhkan kearifan dari kita semua saat berselancar di media sosial.

Sebab begitu gemanya media sosial yang ditandai dengan banjirnya pujian sekaligus cacian yang tak dapat dikendalikan oleh si pemilik akun, itu artinya ketika seseorang berselancar di media sosial, maka ia harus menyiapkan diri untuk disanjung sekaligus tahan mental untuk dicaci. Ketidaksiapan mental itulah yang menyebabkan media sosial menjadi geger.

Demi menciptakan keamanan dan kenyamanan di media sosial agar infrastruktur digital kewarganegaraan dapat dikembangkan, maka kearifan menjadi kuncinya. Orang arif tentu menjadikan media sosial sebagai saluran untuk berbagi, membangun jaringan, mempererat pergaulan sosial secara online, menebarkan pesan-pesan positif, hingga berhimpun membuat sebuah komunitas untuk menggerakan perubahan di sekeliling mereka. Seperti yang dilakukan oleh para pengguna media sosial yang berhimpun dalam Komunitas Ambon Bergerak. Besar harapan, dapat dicontohi oleh warga Kota Ambon yang terlibat dalam media sosial.

Saya menutup tulisan ini dengan mengutip pesan positif dalam akun facebook Presiden Joko Widodo bahwa "media sosial adalah hutan belantara berita dan informasi. Di dalamnya, kita harus pandai-pandai memilah dan memilih: mana substansi dan sekedar sensasi, yang benar dan yang salah, yang asli dan yang palsu, ujaran kebenaran dan kebencian, suara dan kegaduhan, voice dan noise".

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun