Mohon tunggu...
Godehardus Hapal
Godehardus Hapal Mohon Tunggu... Guru - Calon Guru Penggerak angkatan 1 Kab.manggarai barat

Transformasi pendidikan kita

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran

18 April 2021   22:01 Diperbarui: 18 April 2021   22:00 1038
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pengaruh pandangan Ki Hajar Dewantara tentang filosofi Patrap Trilogi terhadap Pengambilan Keputusan sebagai Pemimpin Pembelajaran.

Untuk Mewujudkan Mimpi besar Indonesia Maju saat ini sangat relevan jika kita kembali pada semangat awal Ki Hajar Dewantara menggagas suatu model pendidikan yang sesuai dengan khasanah budaya Bangsa kita. konsep pendidikan Ki Hadjar Dewantara ditawarkan sebagai solusi terhadap distorsi-distorsi pelaksanaan pendidikan di Indonesia dewasa ini. hakikat pendidikan sebagai usaha untuk menginternalisasikan nilai-nilai budaya ke dalam diri anak, sehingga anak menjadi manusia yang utuh baik jiwa dan rohaninya. Filsafat pendidikan Ki Hadjar Dewantara disebut dengan filsafat pendidikan among untuk upaya meningkatkan kemampuan kodrati anak untuk mengatasi persoalan-persoalan yang dihadapi dengan memberikan kebebasan berpikir seluas-luasnya, dipadukan dengan pemikiran esensialisme yang memegang teguh kebudayaan yang sudah teruji selama ini.Tentunya peran pemimpin pembelajaran sangat menentukan pencapaian cita-cita mulia ini. Pandangan Trilogi Kepemimpinan Kihadjar Dewantara tentu sangat berpengaruh terhadap pengambilan keputusan sebagai pemimimpin pembelajaran.Ing ngarso sung tulada, ( Pemimpin yang memberi teladan,berada didepan menjadi prototipe yang baik ditiru) Ing madya mangun karsa ( Berada ditengah dan membangun semangat) dan,Tutwuri handayani (di belakang memberikan dorongan) hal ini menempatkan guru sebagai pemimpin pembelajaran yang mampu membuat keputusan yang paling tepat dalam segala situasi yang dihadapi. Tentunya melalui paragdima, prinsip dan langkah-langkah yang tepat akan membantu Guru dalam menjalankan perannya. 

Bagaimana nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, berpengaruh kepada prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan?

Salah satu fungsi/peran yang sangat penting dalam kepemimpinan yaitu pengambilan keputusan, seorang pemimpin sebagian besar waktu, perhatian, maupun pikirannya digunakan untuk mengkaji proses pengambilan keputusan. Seorang pemimpin memperhatikan nilai-nilai yang diyakininya sebagai acuan dalam pengambilan keputusan.orang-orang yang hanya mampu menjalankan ketulusan (being authentic) dan niat yang baik adalah orang-orang yang memiliki core value. Nilai tersebut tentunya yang membentuk jati diri seseorang. pengaruh personal values terhadap proses pengambilan keputusan sangat besar, dalam penentuan prioritas sebagai pertimbangan utama dalam pengambilan keputusan. Oleh karena itu Nilai-nilai Akuntabilitas,kejujuran,disiplin,tanggung jawab,nasionalisme,komitmen pada mutu yang tinggi,anti korupsi akan sangat berpengaruh terhadap keputusan-keputusan dan pertimbangan kita menentukan paradigma atau prinsip yang dipakai

Bagaimana kegiatan terbimbing yang kita lakukan pada materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil. Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut.

Coaching yang kita lakukan terhadap murid kita tentu membawa manfaat yang sangat berarti. Murid akan mampu mengembangkan potensi dirinya untuk terus belajar dan menemukan solusi atas masalahnya,hal ini tentu memberi dampak pada tercapainya kompetensi tertentu, membangkitkan motivasi dan komitmen pada perubahan. Sebagai pemimimpin pembelajaran apabila murid kita memperoleh coaching yang tepat, tentunya sangat berpengaruh dalam melakukan pengembangan kinerja dengan lebih strategis dan sangat berpengaruh bagi keputusan yang diambil. Coaching pun sangat efektif terutama dalam pengujian pengambilan keputusan.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik

Dalam menjalankan tugas sering kita mengalami dilema etika dan bujukan moral yang menghantar kita pada suasana canggung/ragu bahkan takut membuat keputusan. Nilai keutamaan dalam diri kita tentu sangat berpengaruh pada keberpihakan kita akan sesuatu yang benar atau salah. Dalam suasana dilema etika,tentunya langkah pengambilan keputusan melalui paradigma dan prinsip yang tepat membantu kita dalam penyelesaiannya. Sedangkan dalam kasus moral,nilai yang kita miliki dipertaruhkan. Nilai – nilai keutamaan dalam diri kita hendaknya terus diasah dan ditingkatkan untuk meminimalisir keberpihakan kita pada sesuatu yang salah, Sebagai Guru yang Akuntabel dan berintegritas saya harus berani mengatakan benar jika benar,salah jika salah. Pembiaran yang terus menerus akan suatu praktik buruk dunia pendidikan adalah bom waktu untuk degradasi moral dan kemunduran nilai budaya. Sudah saatnya transformasi pendidikan,semua Guru harus keluar dari pro status quo/zona nyamannya,tetapi menjadi pemimpin yang memberi teladan menjunjung tinggi kebenaran.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Dalam kasus dilema etika dan bujukan moral pengambilan keputusan yang tepat dapat dilakukan melalui tahapan :

1.  Melihat kembali 4 paradigma dilema etika yang terdiri dari;

-    Individu lawan Masyarakat

-    Rasa Keadilan lawan  Rasa Kasihan

-    Kebenaran lawan kesetiaan

-    Jangka pendek lawan jangka panjang

2.  Menerapkan 3 prinsip pengambilan keputusan yaitu:

-  Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking)

-  Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking)

-  Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking)

3.  Melakukan 9 pengujian keputusan dengan :

-      Mengenali bahwa ada nilai-nilai yang saling bertentangan dalam situasi ini

-      Menentukan siapa yang terlibat dalam situasi ini

-      Kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini

-      Pengujian benar atau salah :

-      Pengujian benar lawan benar

-      Melakukan prinsip resolusi

-      Investigasi opsi trilema

-      Buat keputuisan

-      Lihat lagi keputusan dan refleksikan.

Kesulitan-kesulitan yang dihadapi dalam penerapan pengambilan keputusan terhadap kasus Dilema Etika.

Memilih dua kebenaran yang saling bertentangan adalah sesuatu yang sangat sulit,tetapi apapun kesulitannya keputusan tetap harus diambil. Memilih paradigma dan prinsip dalam pengambilan Keputusan adalah sesuatu yang sangat subyektif,karena setiap orang memiliki perspektif yang berbeda karena perbedaan nilai yang dianutnya.

Dan pada akhirnya, apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita

Dalam konteks mewujudkan sekolah merdeka, berbagai perbaikan pada setiap lini meski dilakukan. Segala aktivitas sekolah terlebih khusus aktivitas pembelajaran harus dikemas dengan prinsip berpusat pada murid. Pengambilan keputusan yang dibuat Oleh Pemimpin pembelajaran tentunya harus berpihak pada murid. Kepentingan Murid diatas segalanyaa.

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Keputusan yang diambil Guru yang terlaksana dalam aktivitas pembelajarannya tentu sangat mempengaruhi masa depan muridnya. Seorang Murid adalah bibit yang sedang bertumbuh yang tentunya membutuhkan perawatan yang baik, sehingga pada zamannya dia menjadi pribadi yang bermanfaat minimal bagi dirinya sendiri.apapun yang dialaminya pada hari ini akan membentuk karakter,sikap dan pengetahuannya.

Kesimpulan dan koneksi antar materi

Sebagai Pemimpin pembelajaran Guru harus mampu membuat keputusan yang tepat dalam pelaksanaan tugasnya dalam dan luar kelas. Sekelumit nilai dasar dalam diri akan makna dan pemahamannya dalam menjalankan profesi adalah modal besar, didukung oleh kemampuan kolaboratif,mandiri, inovatif dan berpihak pada murid. Tatanan cara lama pendekatan kita dengan murid hendaknya dirubah, melalui budaya positif sekolah yang terus dikembangkan, pembelajaran yang berpihak pada murid serta melihat murid sebagai bibit yang bertumbuh sesuai dengan kodrat alam dan zamannya sendiri. Seperti seorang Petani, Tugas memelihara,menuntun dan menjaganya adalah proyek transformasi yang terus dilakukan,tentu karena mimpi dan cinta yang tak pernah berakhir untuk INDONESIA MAJU.

 

 

 

TOGATHER WE CAN

TERIMA KASIH

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun