Mohon tunggu...
Gobind Vashdev
Gobind Vashdev Mohon Tunggu... lainnya -

heartworker

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Pemimpin yang berubah tidak akan ada efeknya

8 Juli 2014   02:58 Diperbarui: 18 Juni 2015   07:06 40
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Kondisi sekarang ini mirip banget dengan beberapa tahun yang lalu di sini.
Di Ubud, saya menyaksikan sendiri bagaimana para warga negara Amerika melakukan pergerakan. Mereka yang sebelumnya tidak mau saling sapa, mengeluarkan suaranya dengan lantang. Mereka-mereka yang setengah bertapa di tengah sawah, keluar dan membagi-bagikan kaos, leaflet dan sejenisnya.
Spanduk dikibarkan di beberapa tempat, kampanye di private villa dibisikkan, semuanya untuk mendukung sebuah mantra yang selalu diharapkan dan juga di dengungkan, Perubahan.

Euforia ini tidak hanya berada dipelosok pedalaman Nusantara, namun juga ada di seantero jagat ini.

Mungkin tidak pernah terjadi dalam sejarah Amerika, angka keikutsertaan pemilih setinggi sewaktu Obama mencalonkan menjadi Presiden untuk pertama kalinya.
dan sekali lagi ini mungkin akan terjadi di Indonesia.

Lebih dari seratus orang yang saya kenal, termasuk saya dan istri tercinta yang sebelumnya selalu membolos, kali ini tergerak kuat ingin mencoblos.
Bahkan seorang sahabat yang sedang berliburan dengan keluarganya di Eropa, merayu (dan sangat mungkin memaksa sih) suaminya mengantarkan ke KBRI negara sebelah naik angkot selama 5 jam pp agar hak satu suara yang dimiliki sang estri yang selama ini golput bisa disumbangkan untuk idolanya.

Ternyata kita bisa menjadi militan, entah termotivasi karena cinta pada idolanya atau ketakutan sang lawan yang berkuasa.
Tiap hari kita membaca berita, menshare-kan, berdiskusi, mengajak, mempengaruhi bahkan memaksa, sekali-kali mengancam .

"Demi Satu Suara" jutaan orang melakukan sesuatu yang Tak Biasa dilakukan sebelumnya.
Tiba-tiba kita SADAR bahwa satu hal terkecil yang kita kontribusikan BISA mempunyai efek yang Dashyat.

saya sedang beradai-andai, dan tentu ini adalah harapan besar dari saya dan banyak sahabat lainnya tentunya.
Bahwa sebelum yang satu tenggelam dalam balutan kesedihan dan yang lain merayakan kemenangan, atau semuanya cekcok dalam perdebatan kecurangan, mari mengambil sebuah pelajaran sangat penting yang sedang ditayangkan oleh kita sendiri yang sedang tidak tenang di masa tenang ini.

Jika Anda yakin bahwa satu suara dapat menentukan kemana arah bangsa ini, maka sudah selayaknya pula kita meyakini bahwa tidak ada satu kebaikan kecil yang akan terbuang sia-sia.
apakah kita akan tergerak hanya 5 tahun sekali? mengapa tidak setiap hari dan mulai dari saat ini.

Tidak perlu dipikirkan terlalu dalam borosnya lampu sorot ribuan watt, 24 jam AC dengan celcius rendah di gedung-gedung tinggi Jakarta untuk mereka yang berada.
Maukah diri ini berjanji untuk mematikan lampu dan ac ketika tidak diperlukan lagi?

kita akan menjadi frustasi kalau melihat tumpukan sampah di kali, atau berwisata ke Bantar Gebang atau TPA lainnya dan melihat sampah yang rasanya tidak ada solusinya.
Akankah kita disiplin menggunakan benda daur ulang, membawa tas/botol minum sendiri, dan mengurangi keinginan-keinginan diri?

kita mendengar setiap lima menit kita kehilangan hutan sebesar lapangan sepak bola.
Tergerakkah kita untuk menanam paling tidak satu pohon dan merawatnya?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun