Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Revolusi, Panggilan untuk Keberanian Melawan Ketidakadilan?

11 September 2024   15:02 Diperbarui: 11 September 2024   15:06 22
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tan Malaka, khususnya, adalah figur yang sangat relevan dalam konteks ini. Sebagai seorang intelektual dan aktivis, Tan Malaka tidak hanya memperjuangkan kemerdekaan dari penjajahan, tetapi juga menentang ketidakadilan sosial dan ekonomi di dalam negeri. Ia percaya bahwa kemerdekaan politik harus diiringi dengan keadilan sosial bagi seluruh rakyat. Pemikiran dan perjuangan Tan Malaka menunjukkan bahwa revolusi bukan hanya tentang menggulingkan kekuasaan kolonial, tetapi juga tentang membangun masyarakat yang adil dan sejahtera.

Revolusi Bukanlah Pesta

Mengapa revolusi bukanlah pesta? Karena revolusi memerlukan pengorbanan besar. Mereka yang terlibat dalam revolusi sering kali menghadapi ancaman terhadap keselamatan mereka, baik dari pihak yang berkuasa maupun dari ketidakpastian situasi yang tercipta akibat perubahan. Revolusi adalah proses yang penuh dengan ketidakpastian dan risiko. Namun, mereka yang berani berdiri tegak melawan ketidakadilan adalah mereka yang memiliki keyakinan kuat bahwa perubahan yang mereka perjuangkan adalah untuk kebaikan yang lebih besar.

Revolusi juga bukanlah pesta karena ia memerlukan kerja keras dan dedikasi. Membawa perubahan besar dalam masyarakat bukanlah tugas yang mudah. Ia memerlukan perencanaan yang matang, strategi yang tepat, dan koordinasi yang baik di antara para pejuang. Selain itu, revolusi memerlukan komitmen jangka panjang. Setelah perubahan tercapai, tantangan berikutnya adalah memastikan bahwa perubahan tersebut dapat dipertahankan dan dikembangkan untuk menciptakan masyarakat yang lebih adil dan sejahtera.

Pemimpin Revolusioner, Inspirasi dan Motivasi

Pemimpin revolusioner memainkan peran kunci dalam proses revolusi. Mereka adalah sumber inspirasi dan motivasi bagi para pejuang. Pemimpin revolusioner harus memiliki visi yang jelas tentang perubahan yang ingin dicapai dan strategi yang tepat untuk mencapainya. Mereka juga harus memiliki keberanian untuk menghadapi risiko dan tantangan yang datang bersama dengan proses revolusi.

Tan Malaka adalah contoh dari pemimpin revolusioner yang memiliki visi dan keberanian tersebut. Dalam karyanya "Madilog" (Materialisme, Dialektika, Logika), Tan Malaka menyampaikan pemikiran-pemikirannya tentang perlunya revolusi sosial untuk menciptakan masyarakat yang adil dan sejahtera. Ia mengkritik ketidakadilan yang terjadi di dalam sistem kolonial dan menginspirasi banyak orang untuk bergabung dalam perjuangan melawan penjajahan.

Selain itu, pemimpin revolusioner juga harus mampu membangun solidaritas di antara para pejuang. Solidaritas adalah kunci dalam revolusi. Tanpa solidaritas, perjuangan akan mudah terpecah dan melemah. Pemimpin revolusioner harus mampu menyatukan berbagai kelompok dengan latar belakang yang berbeda untuk bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

Revolusi dalam Era Modern

Meskipun konteks sosial dan politik telah berubah sejak zaman revolusi klasik, semangat revolusioner tetap relevan dalam era modern. Ketidakadilan masih ada dalam berbagai bentuk, baik itu dalam bidang ekonomi, sosial, politik, maupun lingkungan. Oleh karena itu, panggilan untuk berdiri tegak melawan ketidakadilan tetap penting dan harus terus diperjuangkan oleh generasi-generasi mendatang.

Salah satu contoh ketidakadilan modern adalah ketimpangan ekonomi yang semakin lebar. Di banyak negara, kekayaan terkonsentrasi di tangan segelintir orang, sementara mayoritas penduduk hidup dalam kemiskinan. Situasi ini memicu ketidakpuasan dan protes di berbagai belahan dunia. Gerakan-gerakan seperti Occupy Wall Street di Amerika Serikat dan gerakan protes di Eropa menunjukkan bahwa semangat revolusioner masih hidup dalam perjuangan melawan ketidakadilan ekonomi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun