Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Menguak Korupsi, Menelusuri Jejak Hitam di Balik Proyek Infrastruktur

5 September 2024   05:40 Diperbarui: 5 September 2024   05:41 361
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber:Koleksi Dok Pribadi)

Sering kali, mereka yang mengetahui adanya korupsi enggan melapor karena takut akan dampaknya terhadap diri mereka. Oleh karena itu, pemerintah harus menyediakan mekanisme perlindungan bagi pelapor (whistleblowers) untuk mendorong partisipasi masyarakat dalam mengawasi dan melaporkan korupsi.

Penegakan hukum yang tegas dan konsisten adalah kunci untuk memberikan efek jera kepada para pelaku korupsi. Hukuman yang berat bagi pejabat dan kontraktor yang terlibat korupsi, termasuk penyitaan aset yang diperoleh dari tindakan ilegal, akan mengurangi insentif untuk melakukan korupsi.

Masyarakat perlu diberikan pemahaman tentang bahaya dan dampak korupsi. Edukasi dan kampanye anti-korupsi harus dimulai sejak dini, dengan memasukkan materi tentang integritas dan etika ke dalam kurikulum pendidikan. Selain itu, kampanye publik melalui media massa dan sosial dapat meningkatkan kesadaran dan partisipasi masyarakat dalam melawan korupsi.

Kolaborasi Yang Kuat Kunci Membangun Infrastruktur

Korupsi dalam proyek infrastruktur adalah masalah serius yang membutuhkan perhatian dan tindakan segera. Dampaknya yang merusak tidak hanya merugikan keuangan negara, tetapi juga menghambat pembangunan dan menurunkan kualitas hidup masyarakat. Oleh karena itu, upaya untuk menguak dan memberantas korupsi harus menjadi prioritas, melibatkan seluruh elemen masyarakat dalam menciptakan sistem yang transparan, akuntabel, dan bebas dari korupsi.

Melalui langkah-langkah yang tepat dan kolaborasi yang kuat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat sipil, korupsi dalam proyek infrastruktur dapat diminimalisir, sehingga manfaat dari pembangunan dapat dirasakan secara maksimal oleh seluruh rakyat. Hanya dengan demikian, kita dapat membangun infrastruktur yang tidak hanya kokoh secara fisik, tetapi juga kokoh dalam integritas dan moralitas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun