Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Vox Pop Pilihan

Menguak Korupsi, Menelusuri Jejak Hitam di Balik Proyek Infrastruktur

5 September 2024   05:40 Diperbarui: 5 September 2024   05:41 323
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Korupsi merusak mekanisme pasar dengan menghambat persaingan yang sehat. Kontraktor yang kompeten dan jujur sering kali tidak mendapatkan kesempatan yang adil karena proyek-proyek infrastruktur diberikan kepada mereka yang bersedia melakukan penyuapan. Hal ini tidak hanya merugikan perusahaan-perusahaan yang jujur, tetapi juga mengurangi insentif untuk berinovasi dan meningkatkan efisiensi.

Korupsi mengikis kepercayaan publik terhadap pemerintah dan institusi-institusi negara. Ketika masyarakat menyadari bahwa uang pajak yang mereka bayarkan disalahgunakan, kepercayaan terhadap pemerintah akan menurun, yang pada akhirnya dapat mengurangi partisipasi masyarakat dalam pembangunan dan pengawasan publik.

Infrastruktur yang buruk akibat korupsi dapat menghambat perkembangan ekonomi. Misalnya, jalan yang rusak atau transportasi yang tidak efisien dapat meningkatkan biaya logistik dan waktu perjalanan, yang berdampak negatif pada perdagangan dan investasi. Dalam jangka panjang, hal ini dapat mengurangi daya saing sebuah negara di pasar global.

Korupsi dalam Proyek Infrastruktur

Sebuah proyek jembatan besar di salah satu negara Asia Tenggara menjadi sorotan karena korupsi besar-besaran. Jembatan yang baru saja selesai dibangun tiba-tiba ambruk, menyebabkan kerugian materiil dan korban jiwa. Penyelidikan mengungkap bahwa kualitas material yang digunakan jauh di bawah standar yang ditetapkan, karena sebagian besar anggaran dialihkan untuk suap dan komisi.

Di sebuah negara di Amerika Latin, proyek pengadaan alat transportasi massal terjebak dalam skandal korupsi. Kontraktor utama memberikan suap besar kepada pejabat pemerintah untuk memenangkan tender, meskipun penawaran mereka bukan yang terbaik. Akibatnya, alat transportasi yang dibeli tidak sesuai spesifikasi, sering mengalami kerusakan, dan biaya perawatan membengkak.

Sebuah proyek pembangunan jalan raya di Afrika berakhir dengan jalan yang cepat rusak dan tidak aman. Investigasi mengungkap bahwa kontraktor menggunakan material berkualitas rendah, sementara sebagian anggaran proyek digunakan untuk membayar pejabat lokal dan nasional sebagai 'fee' untuk memuluskan proyek.

Solusi dan Langkah Pencegahan Korupsi

Mengatasi korupsi dalam proyek infrastruktur membutuhkan pendekatan yang komprehensif, melibatkan berbagai pemangku kepentingan, termasuk pemerintah, sektor swasta, masyarakat sipil, dan media.

Transparansi dalam setiap tahap proyek sangat penting untuk mencegah korupsi. Pemerintah harus membuka informasi terkait anggaran, proses tender, dan kontraktor yang terlibat kepada publik. Selain itu, akuntabilitas harus ditingkatkan dengan adanya audit independen yang rutin dan menyeluruh terhadap semua proyek infrastruktur.

Reformasi sistem pengadaan perlu dilakukan untuk memastikan bahwa proses tender berlangsung secara adil dan transparan. Penggunaan teknologi seperti e-procurement dapat membantu mengurangi interaksi langsung antara pejabat dan kontraktor, yang sering kali menjadi titik rawan korupsi.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Vox Pop Selengkapnya
Lihat Vox Pop Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun