Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Ruang Kelas

Fenomena Startup di Era Digital

14 Agustus 2024   00:12 Diperbarui: 14 Agustus 2024   00:13 85
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sukses dan Kegagalan Startup

Zoom adalah contoh startup yang berhasil memanfaatkan peluang di era digital. Didirikan pada tahun 2011, Zoom menyediakan platform konferensi video yang mudah digunakan dan berkualitas tinggi. Dalam beberapa tahun, Zoom menjadi salah satu penyedia layanan konferensi video terkemuka di dunia. Pandemi COVID-19 mempercepat pertumbuhan Zoom, karena banyak perusahaan dan individu beralih ke kerja jarak jauh dan pembelajaran online.

Keberhasilan Zoom bisa diatribusikan pada beberapa faktor, Zoom menawarkan kualitas video yang superior, kemudahan penggunaan, dan fitur-fitur seperti latar belakang virtual dan breakout rooms yang membuatnya unggul dibandingkan pesaingnya. Zoom menyediakan model freemium yang memungkinkan pengguna untuk mencoba layanan mereka secara gratis sebelum memutuskan untuk berlangganan. Zoom terus mengembangkan dan memperbarui platform mereka untuk memenuhi kebutuhan pengguna yang berkembang, seperti meningkatkan keamanan dan privasi selama pandemi.

Shopify adalah contoh lain dari startup yang sukses di era digital. Didirikan pada tahun 2006, Shopify menyediakan platform e-commerce yang memungkinkan individu dan bisnis untuk mendirikan toko online dengan mudah. Dalam beberapa tahun, Shopify berkembang menjadi salah satu platform e-commerce terkemuka di dunia, dengan jutaan pengguna di seluruh dunia.

Shopify menawarkan antarmuka yang intuitif dan alat yang komprehensif untuk membantu pengguna mendirikan dan mengelola toko online mereka. Shopify menyediakan berbagai aplikasi dan integrasi dengan alat pihak ketiga, seperti alat pembayaran, pengiriman, dan pemasaran, yang memudahkan pengguna untuk mengelola bisnis mereka. Shopify memiliki komunitas pengguna yang aktif dan menyediakan dukungan pelanggan yang baik, membantu pengguna mengatasi tantangan yang mereka hadapi.

Quibi adalah contoh startup yang gagal meskipun memiliki dukungan finansial yang kuat dan dipimpin oleh para eksekutif berpengalaman. Diluncurkan pada tahun 2020, Quibi adalah platform streaming video yang menawarkan konten singkat yang dirancang untuk ditonton di perangkat mobile. Namun, kurang dari enam bulan setelah peluncuran, Quibi mengumumkan bahwa mereka akan menutup operasionalnya.

Quibi diluncurkan tepat sebelum pandemi COVID-19, saat banyak orang beralih ke konten panjang yang bisa ditonton di rumah, bukan konten singkat di perangkat mobile. Quibi menawarkan langganan berbayar untuk konten yang sebagian besar bisa ditemukan secara gratis di platform lain seperti YouTube dan TikTok. Quibi gagal menawarkan konten yang cukup menarik dan berbeda untuk menarik dan mempertahankan pengguna.

Theranos adalah contoh dramatis dari startup yang gagal karena penipuan dan kegagalan etis. Didirikan pada tahun 2003 oleh Elizabeth Holmes, Theranos mengklaim telah mengembangkan teknologi revolusioner yang bisa melakukan ratusan tes laboratorium hanya dengan beberapa tetes darah. Namun, pada 2015, serangkaian investigasi mengungkapkan bahwa teknologi tersebut tidak bekerja sebagaimana mestinya dan bahwa perusahaan telah menipu investor dan publik.

Theranos membuat klaim yang berlebihan tentang teknologi mereka dan menipu investor, regulator, dan publik. Teknologi Theranos tidak berfungsi seperti yang dijanjikan, dan perusahaan gagal memperbaiki atau mengembangkan solusi yang dapat diandalkan. Elizabeth Holmes dan eksekutif lainnya di Theranos mengambil keputusan yang tidak etis dan melanggar hukum, yang akhirnya mengakibatkan runtuhnya perusahaan.

Era Digital Adalah Ladang Subur Startup

Fenomena startup di era digital membawa angin segar bagi ekonomi global dengan potensi inovasi dan pertumbuhan yang luar biasa. Namun, peluang besar ini juga dibarengi dengan tantangan yang tidak kalah besar. Untuk sukses, startup harus mampu berinovasi secara berkelanjutan, mengelola risiko, dan tetap fleksibel dalam menghadapi dinamika pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ruang Kelas Selengkapnya
Lihat Ruang Kelas Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun