Mohon tunggu...
Ervan Yuhenda
Ervan Yuhenda Mohon Tunggu... Lainnya - Independen

Berani Beropini Santun Mengkritisi, Warga Negara Indonesia, Pembaca Buku, Penonton Film, Pendengar Musik, Pemain Games, Penikmat Kopi, Senang Tertawa, Suka Berimajinasi, Kadang Merenung, Mengolah Pikir, Kerap Hanyut Dalam Khayalan, Mengutamakan Logika, Kadang Emosi Juga, Mudah Menyesuaikan Diri Dengan Lingkungan, Kadang Bimbang, Kadang Ragu, Kadang Pikiran Sehat, Kadang Realistis, Kadang Ngawur, Kondisi Ekonomi Biasa-Biasa Saja, Senang Berkorban, Kadang Juga Sering Merepotkan, Sering Ngobrol Politik, Senang Dengan Gagasan-Gagasan, Mudah Bergaul Dengan Siapa Saja, Namun Juga Sering Curiga Dengan Siapa Saja, Ingin Selalu Bebas, Merdeka Dari Campur Tangan Orang Lain. Kontak : 08992611956

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Artikel Utama

Masa Depan Energi Terbarukan

4 Agustus 2024   01:05 Diperbarui: 4 Agustus 2024   07:08 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi (Sumber:Koleksi Dok Pribadi)

Energi terbarukan menjadi topik yang semakin mendominasi diskusi global tentang masa depan energi.

Dengan kesadaran yang semakin meningkat tentang dampak perubahan iklim dan urgensi mengurangi emisi karbon, negara-negara di seluruh dunia beralih ke sumber energi yang lebih bersih dan berkelanjutan.

Namun, perjalanan menuju masa depan yang didominasi oleh energi terbarukan penuh dengan tantangan dan peluang yang harus diatasi dan dimanfaatkan.

Tantangan Energi Terbarukan

Penerapan energi terbarukan membutuhkan infrastruktur baru yang signifikan. Misalnya, jaringan listrik perlu ditingkatkan untuk menangani sumber energi yang lebih bervariasi seperti tenaga surya dan angin.

Saat ini, banyak jaringan listrik yang didesain untuk menangani sumber energi konvensional seperti batu bara dan gas alam, yang memberikan pasokan energi yang stabil dan terprediksi.

Sebaliknya, sumber energi terbarukan seperti angin dan matahari bersifat intermittent atau tidak menentu, yang berarti mereka tidak selalu menghasilkan energi ketika dibutuhkan.

Teknologi penyimpanan energi seperti baterai juga perlu dikembangkan lebih lanjut untuk mengatasi masalah ketidakstabilan pasokan energi terbarukan. Kapasitas penyimpanan yang lebih besar akan memungkinkan energi yang dihasilkan selama periode surplus (seperti pada hari yang cerah atau berangin) untuk disimpan dan digunakan selama periode kekurangan (seperti malam hari atau saat angin berhenti bertiup). Meskipun teknologi baterai telah mengalami kemajuan yang signifikan, biaya dan efisiensi masih menjadi tantangan utama.

Investasi awal untuk proyek energi terbarukan sering kali sangat tinggi. Misalnya, biaya pemasangan panel surya atau turbin angin bisa sangat besar, terutama jika dibandingkan dengan pembangkit listrik konvensional yang sudah ada.

Meskipun biaya operasional dan pemeliharaan jangka panjang cenderung lebih rendah karena energi dari matahari dan angin adalah gratis, biaya awal yang tinggi dapat menjadi penghalang bagi banyak negara dan perusahaan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6

Artikel ini merupakan bagian dari Lestari KG Media, sebuah inisiatif untuk akselerasi Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selengkapnya

A member of
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun